Lempar Pisau
Argo juga membeberkan model latihan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) yang dibongkar Densus 88 Antiteror di sejumlah lokasi di Jawa Tengah.
Ia menyampaikan penyidik telah melakukan survei langsung ke salah satu sasana atau pusat latihan di sejumlah lokasi di Desa Gintungan, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah.
Rumah berbentuk vila itu, kegiatan para anggota JI yang masih muda berlatih setiap harinya. Di antaranya beladiri tangan kosong hingga cara merakit bom.
"Konsep pelatihan yang ada di sana itu adalah pertama beladiri tangan kosong, kedua adalah melempar pisau dan ketiga menggunakan senjata tajam. Bisa dalam bentuk pedang maupun samurai. Juga diberikan pelatihan bagaimana merakit bom dan bagaimana cara untuk penyergapan," kata Argo.
Total, ada 8 pelatih yang memberikan ajaran pelatihan militer jamaah islamiyah di tempat tersebut. Salah satu pelatihnya adalah teroris Joko Priyono alias Karso yang ditunjuk sebagai pelatih oleh Amir atau Pimpinan JI Para Wijayanto.
"Pelatihan ini berlangsung selama 6 bulan. Dan setelah 6 bulan selesai kemudian yang dilatih murid-murid ini siap untuk dikirim ke Suriah dan bergabung dengan organisasi teroris Jabhah Nushrah yang berafiliasi dengan Al-Qaeda untuk melanjutkan apa pelatihan militer di sana," ujarnya.
Selain di Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Mabes Polri juga menemukan lokasi latihan serupa di provinsi yang sama. Argo menuturkan, Densus 88 sudah turun ke lapangan dan melihat lokasi pelatihan tersebut.
“Saya tidak bisa menyebutkan lokasinya di mana, tetapi ada 12 lokasi di Jawa Tengah yang kemarin salah satunya ada di Ungaran,” kata Argo.
“Sudah kita tengok ke sana, sudah kita lihat seperti apa pelatihannya,” ucap Argo. Ia mengatakan, tempat itu seperti rumah atau villa.
Sebelumnya, Densus 88 Polri membongkar sasana atau pusat latihan kelompok teroris Jemaah Islamiyah (JI) dalam sebuah vila berlantai dua di Semarang, Jawa Tengah.
Vila tempat latihan kelompok JI ini ditemukan saat Densus 88 membongkar aktivitas terorisme di Jawa Tengah.
Sekelompok anak muda ini dilatih menguasai bela diri dan persenjataan untuk menjalani simulasi penyerangan orang yang dianggap very very important person (VVIP).
Dipertanyakan
Terpisah, Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas angkat bicara terkait pernyataan Kadiv Humas Mabes Polri yang mengatakan bahwa kelompok jaringan jamaah islamiyah (JI) mengincar anak cerdas dari Pondok Pesantren dengan ranking 1 hingga 10.