News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kaleidoskop 2020

Kaleidoskop 2020: 18 Tahun Buron, Pembuat Bom Bali Ditangkap

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kediaman buronan Bom Bali 2, Zulkarnaen alias Abdul Rahman di Purbolinggo, Lampung Timur.

"Yang bersangkutan adalah otak peledakan gereja serentak pada malam Natal 2000 dan tahun baru 2001," ucapnya kala itu.

Zulkarnaen merupakan militan Indonesia pertama yang pergi ke Afghanistan untuk pelatihan dan dituduh telah menyembunyikan Upik Lawanga, pembuat bom lainnya dan anggota kunci Jemaah Islamiyah.

Upik telah ditangkap polisi kontraterorisme di Lampung sepekan sebelumnya.

Upik menjadi buron sejak tahun 2005 setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam serangan yang menewaskan lebih dari 20 orang di Poso, yang dikenal sebagai basis militan di Sulawesi.

Baca juga: Upik Lawanga Teroris Penerus Dr Azhari Dikenal Masyarakat Sebagai Udin Bebek

Ahmad menjelaskan Zulkarnaen ditangkap oleh satuan Detasemen Khusus (Densus) 88 dalam penggerebekan di sebuah rumah di Kabupaten Lampung Timur.

Sementara Upik ditangkap sepekan sebelum penangkapan terhadap Zulkarnaen.

"Dia telah ditahan dan diinterogasi oleh penyidik," kata Ahmad.

Zulkarnaen Mengaku Dibantu Ormas

Zulkarnaen sendiri, mengaku banyak dibantu sejumlah organisasi masyarakat.

Ia mengatakan mulai banyak ormas yang mendekati dirinya setelah peristiwa pembobolan gudang senjata milik Brimob di Tantui, Ambon. 

"Pas awal memang tidak, tapi kemudian setelah terjadinya pembobolan gudang Brimob Tantui (Ambon), sudah mulai banyak senjata, mulailah berdatangan (ormas). Di antara adalah Kompak, kemudian Laskar Jihad, Jafar Umar Thalib masuk," kata Zulkarnaen.

Zulkarnaen menuturkan ada beberapa oknum anggota Front Pembela Islam (FPI) yang tergabung dengan kelompok JI.

"Kemudian seperti beberapa personal-personal FPI Pekalongan bersama kami juga masuk, contohnya Said Sungkar, Abdul Ayas, dan beberapa anak-anak yang lain ada di situ," jelas Zulkarnaen. 

Menurut Zulkarnaen, saat itu mereka belum tergabung dalam FPI.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini