Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polri membeberkan bagaimana mekanisme perekrutan yang dilakukan kelompok teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI).
JI diketahui merekrut generasi muda dari pondok-pondok pesantren yang terafiliasi.
"Juga diduga seperti itu, ada keterlibatan juga daripada tokoh-tokoh di pondok pesantren itu," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono kepada wartawan, Selasa (29/12/2020).
Hal tersebut didapatkan dari keterangan semua tersangka.
Salah satunya Joko Priono.
Rusi menyebut dari keterangan Joko Priono, memang mereka merekrut dari pondok-pondok pesantren yang tentunya pondok pesantren ini berafiliasi dengan JI.
"Mereka ambil lulusan-lulusan pondok pesantren yang terbaik 10 terbaik," ujarnya.
Baca juga: Polri: Kelompok Jamaah Islamiyah Habiskan Uang Rp 300 Juta untuk Kirim Anggota ke Suriah
Selain tentunya 10 terbaik, Rusi mengatakan faktor intelektual dan kecerdasan juga diperhatikan para anggota JI.
"Mereka juga menguji dengan loyalitas dan mental loyalitas terhadap JI ini pun menjadi penilaian mereka," kata Rusdi.
Baca juga: Tak Cuma Rakit Bom, Kelompok Teroris Jamaah Islamiyah juga Dilatih Teknik Bela Diri dan Lempar Pisau
Di samping itu yang tidak kalah penting, dikatakan Rusdi, kemampuan fisik menjadi pertimbangan JI merekrut pasukan.
Adapun Densus 88 Antiteror, dikatakan Rusdi, masih melakukan pendalaman hingga saat ini
"Nanti akan disampaikan pondok pesantren di mana saja yang direkrut berdasarkan hasil penyelidikan Densus 88," katanya.
12 Lokasi Pelatihan Jamaah Islamiyah di Jawa Tengah