Selain 5 perusahaan yang siap memproduksi massal alat screening ini, kata Bambang, kementeriannya juga akan membantu mencari mitra industri lainnya agar produksi GeNose bisa terus ditingkatkan jumlahnya.
"Kami dari Kemenristek/BRIN juga akan membantu GeNose UGM untuk bisa menemukan atau mencari mitra industri yang bisa memproduksi dengan jumlah lebih banyak lagi, dengan standard tentunya yang terjaga," tegas Bambang.
Hingga saat ini, kata dia, sudah banyak pihak yang melakukan pemesanan terhadap produk karya anak bangsa ini.
Ia pun berharap mitra industri yang telah digandeng, bisa menyelesaikan produksi sesuai dengan target waktu yang ditentukan.
Baca juga: GeNose Diharapkan Bisa Digunakan di Terminal, Stasiun, Bandara, Pabrik hingga Pusat Perbelanjaan
"Saat ini yang kami ketahui, pesanan sudah sangat banyak dan mudah-mudahan segera bisa dipenuhi denggan schedule dari industri tersebut," pungkas Bambang.
Sementara itu Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan alat yang dikembangkan oleh tim peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) itu lebih praktis dibandingkan alat screening lainnya.
Ia pun sempat menguji coba alat screening yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) ini.
"GeNose ini lebih simpel, lebih praktis dan saya juga sudah diambil tadi nafas saya, nanti bisa diketahui dalam waktu yang singkat kondisi saya saat ini," ujarnya.
Selain GeNose, ia juga memuji inovasi kesehatan yakni Rapid Antigen CePAD yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Universitas Padjadjaran (UnPAD).
Karena menggunakan antigen dan dapat mendeteksi virus secara langsung, metode ini lebih cepat dari tes Polymerase Chain Reaction (PCR).
"Kemudian juga rapid test yang dihasilkan oleh teman-teman Universitas Padjajaran. Saya kira ini karena menggunakan antigen, ini adalah salah satu jenis rapid yang paling direkomendasi, dianggap sebagai salah satu metoda yang tingkat akurasinya lebih baik," kata Muhadjir.
Menurutnya, melalui rapid test antigen CePAD itu, virus corona yang ada dalam tubuh seseorang bisa terdeteksi secara cepat.
"Kita tahu bahwa dengan rapid test antigen ini, tidak hanya aman berdasarkan ada tidaknya imunitas seseorang. Tapi langsung yang bersangkutan sebenarnya ada (atau) tidak partikel virus corona itu dalam diri seseorang," papar Muhadjir.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ini menyebut hadirnya rapid antigen CePAD turut melengkapi pula inovasi GeNose.
Baca juga: Biaya Tes Cepat Covid-19 Menggunakan GeNose Hanya di Kisaran Rp20.000 Per Orang