News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Mensos Risma Belum Tahu Kapan Akan Disuntik Vaksin Covid-19

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengaku belum tahu waktu dirinya akan mendapatkan suntikan vaksin Covid-19.

Risma mengaku siap jika mendapatkan jatah suntikan vaksin.

"Tidak tahu, kalau suruh vaksin ya vaksin. Tapi tidak tahu kapan," ucap Risma di Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Rabu (13/1/2021).

Menurut Risma, vaksinasi dilakukan untuk melindungi orang di sekitar.

Vaksinasi, menurut Risma, bukan hanya untuk melindungi diri sendiri.

Risma mengatakan dirinya bisa menularkan orang di sekitar jika tidak divaksin.

"Kita kan tidak bisa melihat diri kita sendiri kan. Kalau saya kena, mungkin saya menularkan suami saya. Kalau saya kena mungkin saya menularkan anak saya. Kalau saya kena mungkin saya menularkan pembantu saya," ucap Risma.

"Jadi sebelumnya, ini bukan persoalan pribadi. Ini kalau kita mendapat imunisasi, vaksinasi itu artinya kita melindungi sekitar kita jadi bukan untuk kita sendiri," tambah Risma.

Presiden Jokowi Pagi Ini Jadi Orang Pertama yang Disuntik Vaksin Covid-19

Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang menjalani vaksinasi menggunakan vaksin Sinovac yang dilakukan pagi ini, Rabu, 13 Januari 2021 di Istana Negara.

Dalam sesi pertama vaksinasi, Presiden divaksinasi sebagai orang pertama kemudian disusul dr. Daeng M. Faqih, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), lalu Dr. H. Amiesyah Tambunan, Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga tokoh Muhammadiyah), lalu Kiai Ishom PP NU, kemudian Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, lalu Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, serta artis Rafi Ahmad.

Sesi 2 vaksinasi adalah Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin, lalu Prof Dr Unifah Risyidi dari pengurus PGRI, kemudian Ronal Tapilatu dari PGI, Agustinus Heri dari KWI,  I Nyoman Suarthanu dari PHDI, Partono Bhikkhu N. M dari Permabudhi dan Peter Lesmana dari Matakin.

Peserta sesi 3 vaksinasi adalah Penny Kusumastuti Kepala BPOM lalu pengusaha Rosan Perkasa, kemudian Ade Zubaedah, Sekjen Ikatan Bidan Indonesia.

Berikutnya adalah Nur Fauzah (perawat), Lusy Noviani (apoteker), Agustini Setiyorini (buruh) dan Narti (pedagang).

Baca juga: Setelah Presiden Jokowi, Kepala Daerah Divaksin Covid-19, Gubernur Anies Baswedan Tak Jadi Sasaran

Baca juga: Simak Hukuman dan Denda Bagi yang Menolak Untuk Disuntik Vaksin Virus Corona

Presiden Jokowi Divaksin

Pantauan Tribunnews pada siaran langsung YouTube Kompas TV.

Sebelum melakukan vaksinasi, tenaga kesehatan (Nakes) melakukan cek kesehatan kepada Jokowi terlebih dahulu.

Nakes itu juga mengajukan beberapa pertanyaan terkait kesehatan Jokowi selama seminggu sebelumnya.

Presiden Joko Widodo dicek kesehatan sebelum melakukan vaksinasi covid-19, Rabu (13/1/2021).

Baca juga: BREAKING NEWS, Divaksin Pertama Kali, Jokowi: Gak Terasa Sama Sekali

Satu diantaranya, nakes menanyakan apakah Jokowi pernah terpapar Covid-19.

Lalu, Jokowi berpindah ke bilik imunisasi, tempat dimana Jokowi disuntik vaksin Covid-19.

Diketahui, nakes yang menyuntikkan vaksin itu ke Jokowi, yakni Dokter Kepresidenan Prof Abdul Muthalib.

Pada kesempatan yang sama, Abdul menyampaikan Jokowi tidak merasa sakit saat vaksin ini disuntikkan.

Baca juga: Setelah Presiden Jokowi, Kepala Daerah Divaksin Covid-19, Gubernur Anies Baswedan Tak Jadi Sasaran

Vaksinasi covid-19 akan dimulai secara nasional dilakukan muai Rabu (13/1/2021) ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan disuntik vaksin covid-19 pertama kali. (tangkap layar youtube sekneg)

"Setelah saya suntik, bapak tidak terasa sakit sedikit pun."

"Jadi, tidak ada perasaan apa-apa, Alhamdulillah," ucap Abdul Muthalib.

"Bapak (Jokowi) komentarnya sampai ke dalam, juga demikian, tanpa rasa sakit katanya," tambah Abdul.

Baca juga: Setelah Presiden Jokowi, Kepala Daerah Divaksin Covid-19, Gubernur Anies Baswedan Tak Jadi Sasaran

Foto-Foto Jokowi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mendapat suntikan pertama vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China.

Proses vaksinasi ini dilakukan di Istana Merdeka, Jakarta pada Rabu (13/1/2021) sekitar pukul 09.45 WIB.

Adapun, proses vaksinasi ini disiarkan secara langsung untuk menambah kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah.

Sebelum menerima vaksin Covid-19, Presiden Jokowi melalui beberapa tahap seperti pencocokan identifikasi data penerima vaksin.

Selain itu, Presiden juga melalui tahap pengecekan kondisi kesehatan yang dilakukan oleh dokter kepresidenan selaku vaksinator.

Sejumlah pertanyaan seperti sempat mengalami Covid-19 dan sempat merasa sakit dalam beberapa hari terakhir juga ditanyakan oleh vaksinator.

Presiden Jokowi menerima suntikan vaksin pertama Covid-19 buatan Sinovac pada Rabu (13/1/2021) di Istana Merdeka, Jakarta.

Dokter Kepresidenan yang menjadi vaksinator Presiden Jokowi, Abdul Muthalid juga ikut memberikan pernyataan setelah berhasil menyuntik vaksin Covid-19 kepada Presiden.

Menurutnya, proses penyuntikan vaksin Covid-19 kepada Presiden Jokowi berhasil ia laksanakan tanpa rasa sakit.

"Saya melakukan penyuntikan dibantu oleh perawat saya."

"Setelah saya suntik tidak terasa sakit sedikitpun, alhamdulillah saya berhasil menyuntik presiden tanpa rasa sakit," kata Abdul Muthalid, dikutip dari tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (13/1/2021).

Disisi lain, Abdul Muthalib juga merespons soal sorotan proses penyuntikan yang dilakukannya sedikit gemetar.

Kendati demikian, tangannya yang sedikit gemetar itu tidak menimbulkan masalah saat proses vaksinasi dilakukan.

"Masalah itu (tangan gemeteran, red) tidak jadi halangan buat saya untuk menyuntikan, pertamanya saja agak gemeteran."

"Selanjutnya, tidak masalah bahkan tidak ada pendarahan sama sekali," ungkapnya.

Presiden Jokowi menerima suntikan vaksin pertama Covid-19 buatan Sinovac pada Rabu (13/1/2021) di Istana Merdeka, Jakarta.

Sebelumnya diketahui, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono juga mengatakan, Istana telah menunjuk dokter kepresidenan untuk menyuntikkan vaksin ke Presiden.

"Dari dokter kepresidenan dan dari Dinas Kesehatan DKI," kata Heru kepada Kompas.com, Selasa (12/1/2021).

Rencananya, vaksinasi digelar di Istana Presiden, Jakarta.

Menurut Heru, hingga Selasa (12/1/2021), jadwal vaksinasi terhadap jajaran menteri masih disusun.

Baca juga: Satgas: Vaksin Sinovac Teruji Minim Efek Samping, Berkhasiat dan Halal

Baca juga: Program Vaksinasi Covid-19 Tidak Mudah, IDI Sarankan Ini ke Menteri Kesehatan

"Para menteri ada sesi tersendiri bersama para pejabat eselon 1, akan dikoordinir oleh Menteri Kesehatan," ujar dia.

Sebelumnya, Jokowi menyatakan akan menjadi orang pertama yang disuntikkan vaksin Covid-19.

Hal itu agar membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah.

Tak hanya Jokowi, pejabat lainnya seperti Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga akan disuntikkan vaksin buatan Sinovac tahap pertama bersama Jokowi.

Izin Darurat Vaksin Covid-19 Terbit

Sebelumnya diberitakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Covid-19 Sinovac pada Senin (11/1/2021).

BPOM menyampaikan, hasil analisis uji klinis fase 3 di Bandung menunjukkan efikasi vaksin Sinovac sebesar 65,3 persen.

"Hasil tersebut sudah sesuai dengan persyaratan WHO di mana minimal efikasi vaksin adalah 50 persen," ujar Kepala BPOM Penny Lukito, Senin (11/1/2021).

Artinya, Indonesia sudah bisa memulai vaksinasi Covid-19 yang rencananya dilakukan perdana pada Rabu (13/1/2021).

Baca juga: Menkes Sebut 12 Juta Vaksin Covid-19 akan Siap di Awal Februari

"Izin Penggunaan Darurat ini ditandai dengan adanya nilai efikasi (kemanjuran) setara dengan 65,3 persen yang diambil dari laporan interim 3 bulan pasca suntikan kedua dari Uji Klinis Fase 3," kata Penny.

Diketahui, uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac ini dilaksanakan di beberapa negara.

Di Indonesia, uji klinis digelar di Bandung sejak Agustus 2020 kepada 1.620 relawan.

Arti efikasi vaksin 65,3 persen

Penny menjelaskan, hasil 65,3 persen ini memiliki arti vaksin Sinovac ini dapat menurunkan angka kejadian Covid-19 hingga 65,3 persen.

"Angka 65,3 persen dari hasil uji klinik di Bandung tersebut menunjukkan, harapan vaksin ini, mampu untuk menurunkan kejadian penyakit Covid-19 hingga 65,3 persen," tutur Penny.

Angka 65,3 persen di Bandung ini, akan disandingkan dengan angka efikasi di Brazil yang menghasilkan 78 persen dan Turki menghasilkan angka 91 persen.

Baca juga: Ini Syarat Penerima Vaksin Covid-19, yang Pernah Terpapar Corona Tak Prioritas

Hasil efikasi dari ketiga negara tersebut tercatat di atas ambang batas efikasi yang sudah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 50 persen.

Beliau melanjutkan, selain efikasi, Badan POM juga mengevaluasi kemampuan tubuh dalam menghasilkan antibodi (imunogenisitas).

Serta kemampuan antibodi dalam menetralkan virus SARS-COV2 yaitu sebesar 99,23 persen.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, pihaknya memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 dari Sinovac. (Tangkap layar YouTube Kompas TV)

Selain melihat efikasi, Badan POM juga sudah memastikan Sinovac sebagai produsen CoronaVac sudah memenuhi aspek Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari sisi kualitas.

Menurut Penny, hal itu didapat melalui audit dan pengawasan mulai dari bahan baku, proses pembuatan hingga produk jadi vaksin sesuai dengan penilaian data dukung vaksin.

Audit di Sinovac Life Science ini dilakukan akhir Oktober 2020.

Kemudian pihaknya menilai fasilitas fill and finish di Bio Farma, Bandung, pada awal 2021.

(Tribunnews.com/Maliana, Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim/Fitria Chusna Farisa)

(Tribunnews.com/Shella)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini