CoronaVac telah melalui sejumlah uji klinis yang melibatkan 1.620 relawan di Bandung.
Vaksin CoronaVac membutuhkan dua kali penyuntikan, masing-masing sebanyak 0,5 mililiter dengan jarak waktu 14 hari.
Para penerima vaksin CoronaVac akan mendapat kartu vaksinasi dan diingatkan untuk kembali menerima vaksin untuk kedua kalinya.
Badan POM menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin CoronaVac di Indonesia pada Senin (11/1/2021) lalu. Izin diterbitkan karena vaksin CoronaVac diklaim mampu membentuk antibodi mencapai 99 persen.
Alasan lain izin penggunaan darurat diterbitkan yaitu laporan interim hasil uji klinis terhadap 1.620 relawan di Bandung yang menunjukkan efikasi atau tingkat kemanjuran CoronaVac di Indonesia mencapai 65,3 persen.
Angka tingkat kemanjuran tersebut sudah melampaui aturan darurat yang diterbitkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu minimal 50 persen.
Namun demikian, tingkat kemanjuran CoronaVac di Indonesia yang hanya mencapai 65,3 persen terbilang jauh lebih rendah dibanding hasil uji klinis serupa yang dilakukan di Brazil dan Turki.
Di Brazil, tingkat kemanjuran CoronaVac mencapai 78 persen. Hasil itu diperoleh setelah Otoritas Brazil melakukan uji klinis yang melibatkan 9.000 orang.
Sementara di Turki tingkat kemanjuran CoronaVac bahkan mencapai 91,25 persen. Hasil itu diperoleh setelah Otoritas Turki melakukan uji klinis yang melibatkan 13.000 orang.
Hal ini diungkapkan Direktur Registrasi Obat Badan POM, Lucia Rizka Andalusia saat lembaganya menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin CoronaVac di Indonesia pada Senin (11/1/2021) lalu.
"Kami akan tetap memantau perkembangan relawan uji klinis tahap tiga tersebut hingga tiga sampai enam bulan mendatang. Manakala ditemukan kasus infeksi baru, kami akan hitung dan kalkulasi kembali efikasi vaksinnya (CoronaVac)," ucap Lucia.