Laporan wartawan tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai rencana pembangunan monumen atau tugu peringatan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu sebagai ide yang bagus.
Alasannya, monumen tersebut bisa jadi pengingat tragedi memilukan yang merenggut puluhan korban jiwa itu.
Seperti pada tragedi bom Bali, di mana pemerintah daerah setempat mendirikan monumen peringatan yang diberi nama Monumen Panca Benua.
Baca juga: Analisis Data Dugaan Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Upaya Pindah Jalur, Pesawat Oleng dan Mesin Hidup
"Itu ide yang bagus. Pertama untuk mengenang tragedi yang memilukan itu," kata Gembong kepada Tribunnews.com, Jumat (15/1/2021).
Di samping sebagai pengingat dan ajang renungan, pembangunan monumen peringatan di Pulau Lancang juga dinilai dapat mendongkrak animo wisatawan untuk datang ke Kepulauan Seribu.
Baca juga: Apresiasi Kinerja Basarnas, Kosgoro 1957 Kirim Makanan Siap Saji untuk Tim SAR Sriwijaya Air SJ-182
Bahkan bila berkaca dari monumen peringatan bom Bali, mereka yang datang bukan hanya melihat, tapi juga ikut mendoakan para korban yang gugur.
"Kedua untuk meningkatkan animo wisatawan ke Kepulauan Seribu," ujarnya.
Ketua Fraksi PDI-Perjuangan DPRD DKI ini mendukung penuh ide dan mengapresiasi inisiatif yang dicetuskan oleh Bupati Kepulauan Seribu.
Baca juga: Jenazah Co-Pilot Fadly Satrianto, Korban Sriwijaya Air SJ-182 Diserahkan ke Pihak Keluarga
DPRD DKI kata Gembong, akan mendukung pembangunan monumen peringatan tersebut sekalipun sumber dana pembiayaannya menggunakan dana APBD DKI.
"Saya mendukung. Bahkan saya mengapresiasi inisiatif pak Bupati ini," tutur Gembong.
Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu berencana membangun monumen atau tugu peringatan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182.
Tugu peringatan akan didirikan di Pulau Lancang.
Pembangunan itu ditujukan untuk mengenang sejarah kejadian jatuhnya pesawat SJ182 di perairan wilayah tersebut.