TRIBUNNEWS.COM, MAJENE - Menteri Sosial Tri Rismaharini berkomentar soal video viral aksi penjarahan truk pembawa bantuan logistik untuk korban bencana gempa bumi di Majene, Sulawesi Barat.
Risma meminta aksi tersebut tidak dianggap penjarahan.
"Sekali lagi itu bukan penjarahan, jangan dianggap penjarahan. Mereka kelaparan," kata Risma kemarin.
Risma menganggap wajar aksi tersebut karena kondisi di sana memang tidak ada toko yang buka.
"Tidak ada toko makanan buka, mereka semua mengungsi di ketinggian untuk antisipasi gempa susulan," terang Risma.
Bantuan logistik dari pemerintah kata Risma memang relatif terlambat karena untuk menuju ke lokasi bencana di jalur utama Makassar - Mamuju terputus akibat tertutup material longsor.
"Jadi yang seharusnya 9 jam harus nambah 6 jam lagi karena harus memutar. Semoga hari ini material longsor di jalur itu bisa dibersihkan," jelasnya.
Baca juga: Cerita Anggota TNI Relakan Tubuhnya Sebagai Perisai Istri-Anak dari Puing Reruntuhan Gempa Sulbar
Baca juga: Akses Jalan Mamuju-Majene Sudah Bisa Dilalui Setelah Putus karena Gempa
Terjebak Reruntuhan Bangunan
Anak dan cucu salah seorang pengusaha setempat, H Sabar, sempat terjebak reruntuhan bangunan pasca gempa susulan yang mengguncang Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), Sabtu (14/1/2021) kemarin.
H Sabar adalah pemilik "Usaha Rappang".
Dia sempat tertimbun material bangunan yang ambruk namun berhasil selamat atas bantuan aparat, relawan dan masyarakat.
"Mereka terjebak reruntuhan bangunan saat gempa kemarin," kata Muhammad Rivai, salah seorang anggota KPU di Mamuju kepada tribun timur, Sabtu (16/1/2021).
Dilaporkan gempa susulan berkekuatan M5,0 kembali terjadi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat pada Sabtu (16/1/2021) sekira pukul 06.32 WIB.
Baca juga: 12 Korban Hilang akibat Longsor di Sumedang Masih Dicari, 1.020 Jiwa Mengungsi
Gempa bumi ini dirasakan di daerah Kabupaten Majene III MMI dan berdasarkan permodelan tidak berpotensi tsunami.
Baca juga: Beredar Video Penjarahan Bantuan Gempa Majene dan Mamuju, Polisi Bersama TNI akan Lakukan Pengawalan
BPBD Kabupaten Majene menginformasikan belum ada laporan terkait dampak gempa yang berpusat di darat 20 km Timur Laut Majene dan berkedalaman 10 km ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gempa susulan masih akan terjadi.
BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan selalu waspada terkait adanya potensi gempa susulan yang berkekuatan signifikan.
BNPB juga mengimbau masyarakat yang tinggal di kawasan perbukitan dengan tebing curam untuk waspada terhadap longsoran dan reruntuhan batu.
Selain itu, bagi yang tinggal di kawasan pantai atau pesisir, diharapkan untuk selalu waspada dan segera menjauhi pantai apabila merasakan adanya gempa susulan.
Baca juga: Cerita Anggota TNI Relakan Tubuhnya Sebagai Perisai Istri-Anak dari Puing Reruntuhan Gempa Sulbar
Masyarakat setempat diminta mengikuti informasi resmi dan tidak mudah percaya dengan segala informasi yang belum jelas sumbernya.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak percaya berita bohong atau hoax mengenai prediksi dan ramalan gempa bumi yang akan terjadi dengan kekuatan lebih besar dan akan terjadi tsunami.
Masyarakat juga dapat mengikuti perkembangan informasi kegempaan melalui BMKG dan portal InaRisk untuk mengetahui potensi risiko bencana yang ada di sekitar tempat tinggal. (tribun network/yuda/kompas.com)