News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit soal Pam Swakarsa, Polemik hingga Kata Pengamat

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo melantik Listyo Sigit Prabowo sebagai Kapolri di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/1/2021). Selain dilantik sebagai Kapolri, Listyo Sigit Prabowo juga dinaikkan pangkatnya dari Komisaris Jenderal Polisi menjadi Jenderal Polisi. TRIBUNNEWS.COM/SETPRES/AGUS SUPARTO

TRIBUNNEWS.COMĀ - Wacana Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo untuk melangsungkan program Pasukan Pengamanan Masyarakat Swakarsa (Pam Swakarsa) menjadi pembicaraan berbagai kalangan.

Di antaranya memberikan kritik hingga analisis terhadap program Kapolri baru pengganti Jenderal Polisi Idham Azis itu.

Seperti halnya Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti mengaku khawatir, rencana pengaktifan Pam Swakarsa ini dapat menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat.

Lalu SETARA Institute menilai pembentukan Pam Swakarsa memperlihatkan watak pemerintah yang semakin mengutamakan penggunaan pendekatan keamanan sebagai jawaban atas berbagai persoalan.

Namun, pengamat dan Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Reza Indragiri Amriel menyebut, Pam Swakarsa yang ingin dibentuk oleh Polri menjadi hal positif.

Dalam hal itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menegaskan bahwa Pam Swakarsa nantinya tak seperti yang dikhawatirkan beberapa pihak.

Lalu bagaimana faktanya?

Baca juga: Pam Swakarsa: Menakutkan ?

Berikut inilah fakta-fakta dirangkum dari berbagai sumber mengenai Pam Swakarsa termasuk polemik hingga penjelasan sang Kaolri Jenderal Listyo Sigit:

Kekhawatiran KontrasĀ 

Koordinator Kontras, Fatia Maulidiyanti mengaku khawatir, rencana pengaktifan Pam Swakarsa ini dapat menciptakan konflik horizontal di tengah masyarakat.

Sebab, Fatia menyebut pengaktifan Pam Swakarsa akan memberikan ruang bagi kelompok tertentu melakukan kekerasan atas nama menjaga ketertiban umum.

Hal itu, kata Fatia, semakin diperparah dengan tidak adanya sistem pengawasan dan evaluasi Pam Swakarsa itu sendiri.

"Yang ditakutkan ke depan, Pam Swakarsa membuat rasa takut yang lebih luas lagi kepada masyarakat, menimbulkan konflik horizontal," Fatia kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Fatia Maulidiyanti jelaskan alasan pihaknya tak menghadiri rekonstruksi penembakan berujung tewasnya 6 laskar FPI pada acara Mata Najwa di kanal YouTube Najwa Shihab, Rabu (17/12/2020). (Tangkapan Layar Youtube Najwa Shihab)

Selain itu, kata dia, rencana ini juga menandakan negara belum bisa lepas dari bayang-bayang otoritarianisme.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini