News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sederet Kritik dan Kecaman Atas Cuitan Permadi Arya soal Islam Arogan

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Permadi Arya atau Abu Janda saat melaporkan Ustaz Maaher At-Thuwailibi alias Soni Erata ke Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (29/11/2020).

TRIBUNNEWS.COM - Permadi Arya atau biasa disebut Abu Janda dilaporkan ke Bareskrim Polri oleh Ketua Umum DPP KNPI Haris Pertama bersama Sekretaris Jenderal KNPI Jackson AW Kumaat.

Laporan itu merupakan imbas cuitan Abu Janda di media sosial yang dinilai bernuansa suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA) terhadap agama.

Cuitan pria yang juga disapa Abu Janda tersebut merupakan tanggapan atas kritik Natalius Pigai yang berkomentar kepada mantan Kepala BIN Hendropriyono.

"Kapasitas Jenderal Hendropriyono: Mantan Kepala BIN, Mantan Direktur Bais, Mantan Menteri Transmigrasi, Profesor Filsafat Ilmu Intelijen, Berjasa di Berbagai Operasi militer. Kau @NataliusPigai2 apa kapasitas kau? Sudah selesai evolusi belum kau?," cuit Permadi dalam tangkapan layar akun @permadiaktivis1, Sabtu (2/1/2021).

Tak hanya soal cuitan yang diduga bernilai SARA, cuitan lain dari Permadi juga menuai banyak kritik dan kecaman dari sederet tokoh dan partai politik.

Cuitan lain yang menuai kritik tersebut, yakni cuitan Permadi yang menyebut Islam agama pendatang dari Arab yang Arogan.

Akibat cuitannya itu, Permadi akan dipanggil polisi besok Senin (1/2/2021) untuk dilakukan pemeriksaan.

Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Slamet Uliandi mengatakan, Permadi Arya dipanggil terkait cuitan yang menyebut 'Islam arogan'.

"Panggilan terhadap Abu Janda terkait laporan 'Islam arogan'," kata Slamet, Sabtu (30/1/2021) kemarin.

Baca juga: Tagar Tahan Abu Janda dan Save Permadi Arya Trending di Twitter, Buntut Dugaan Ujaran Kebencian

Baca juga: Guntur Romli Nilai Ujaran Permadi Arya alias Abu Janda ke Natalius Pigai Bukan Rasisme

Berikut sederet kecaman terkait cuitan Permadi Arya yang Tribunnews.com himpun.

NasDem

Wakil Ketua Komisi III DPR dari fraksi NasDem, Ahmad Sahroni meminta Kepolisian menindaklanjuti laporan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terhadap Permadi Arya alias Abu Janda, atas dugaan ujaran kebencian mengandung rasisme kepada Natalius Pigai. 

"Polisi harus segera menyikapi kasus rasisme maupun agama yang dilakukan oleh Abu Janda, karena ini jelas-jelas hate speech berbau SARA, jadi polisi harus tangkap," ucap Sahroni kepada wartawan, Jakarta, Jumat (29/1/2021).

"Jangan sampai dibiarkan karena bisa menciptakan konflik dan perpecahan,” sambung Sahroni. 

Menurutnya, penindakan terhadap Abu Janda oleh polisi sangat dibutuhkan untuk memberikan efek jera dan menjaga kerukunan kehidupan di masyarakat. 

"Diharapkan penindakan oleh polisi atas Abu Janda dan pihak-pihak lain sebelumnya memberikan efek jera, jadi orang nggak sembarangan lagi menghina orang lain berdasarkan rasisme maupun agama. Ini sangat bahaya buat NKRI,” tutur polisikus NasDem itu.

Golkar

Senada dengan Syahroni, Anggota Komisi III DPR RI Andi Rio Idris Padjalangi juga mengecam keras Permadi Arya atau Abu Janda yang menuliskan 'Islam Agama Arogan'.

Politisi Golkar itu meminta Abu Janda untuk dapat belajar lebih menghargai dan menghormati segala perbedaan yang ada dalam hidup berdampingan.

"Ini bisa terkena Undang-Undang ITE dan ujaran kebencian. Hal ini dapat berdampak dan menyebabkan terjadinya gerakan serta perpecahan di tengah masyarakat, khususnya umat Muslim di Indonesia" Kata Andi Rio dalam keterangannya, Jumat (29/1/2021).

Baca juga: Klarifikasi Abu Janda soal Cuitan Islam Arogan, Sebut Dipotong, Bantah untuk NU dan Muhammadiyah

PKB

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid menyebut sikap Permadi Arya atau Abu Janda yang melakukan ujaran rasisme dan menyudutkan Islam, tidak mencerminkan sebagai anggota Nahdlatul Ulama (NU). 

"Kalau orang mengaku NU itu biasa, atau mungkin Abu Janda punya kartu anggota NU, saya tidak tahu. Tetapi apa yang disampaikan Abu Janda sangat tidak NU," ujar Jazilul saat diskusi Polemik Trijaya, Jakarta, Sabtu (30/1/2021).

Menurutnya, NU tidak pernah mengajarkan kebencian antar sesama manusia, apalagi sampai mengatakan Islam arogan seperti disampaikan Abu Janda dalam akun media sosialnya.

"Kalau yang disampaikan tidak sesuai dengan visi Nahdliyin, dirugikan dong NU. Apalagi sampai mengatakan Islam arogan, atau apalah," ucap Jazilul. 

Oleh sebab itu, Jazilul menyakini Abu Janda bukan anggota NU sejatinya dan tidak ikut pengkaderan yang kerap dilakukan organisasi Islam itu. 

"Dia tidak mengerti NU. Kalau dia NU tunjukkan ke NU-annya kalau dia bersalah, maka NU tidak akan melindungi," paparnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi : Abu Janda Banyak Aksi Kurang Referensi

PKS

Kritik juga datang dari anggota Komisi VIII DPR RI fraksi PKS, Bukhori Yusuf yang mengecam cuitan Permadi Arya.

Menurutnya, cuitan tersebut sudah melampaui batas, terlebih sepak terjang Permadi yang ia nilai sudah terlalu sering membuat gaduh.

"Ini sudah kelewat batas. Ia (Abu Janda) sudah terlalu sering membuat kegaduhan publik dengan ujarannya yang meresahkan."

"Namun anehnya, terkesan ada pembiaran selama ini kendati sudah banyak pihak yang dirugikan atas ulah buzzer ini," ujar Bukhori kepada wartawan, Jakarta, Sabtu (30/1/2021).

Menurutnya, cuitan Permadi Arya ini dapat memecah belah persatuan NKRI.

"Orang seperti ini yang justru berpotensi memecah belah NKRI karena memperkeruh suasana kerukunan antar warga negara," sambung Bukhori.

Politisi PKS itu meminta Polri segera memproses secara hukum dan menindak tegas Abu Janda.

"Ia tidak hanya menyakiti umat Islam, tetapi juga berpotensi memecah belah anak bangsa dan mengadu domba internal umat Islam,” sambungnya.

Yenny Wahid

Sementara itu, Direktur Wahid Foundation, Yenny Wahid juga turut mengomentari ramainya pemberitaan tentang Permadi Arya.

Menurutnya, sikap dari Permadi sama sekali tidak mencermikan sikap dari NU maupun Banser.

Sebab, NU dan Banser selama ini mengajarkan untuk memiliki sikap yang mengayomi, bukan membuat keresahan.

"Yang ngerepresentasiin NU tuh kiai Zulfa. Biasanya kiai NU itu adalah sosok yang tawadhu, dalam bersikap dalam beretorika biasanya. Kita diajari untuk mengayomi, tidak membuat keresahan-keresahan atau mengklaim tidak seperti itu," tutur Yenny di Kantor BP2MI, Pancoran, Jakarta Selatan, Minggu (31/1/2021).

Baca juga: Yenny Wahid Tanggapi Kasus Ujaran Kebencian Abu Janda: Representasi NU Tidak Membuat Keresahan

Banser

Wakil Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Wakasatkornas) Banser, Hasan Basri Sagala mengatakan, sikap Permadi Arya sama sekali tidak mewakili lembaga Banser.

Hasan mengungkapkan, Permadi Arya pernah tercatat mengikuti pendidikan dan pelatihan Banser sebagaimana yang ditetapkan oleh peraturan organisasi.

Namun menjadi kader atau anggota Banser, menurut dia, bukan sebatas dimaknai bangga mengenakan seragam saja, tapi juga harus memegang teguh tiga karakter, yaitu amaliah (ritual ibadah), fikrah (cara berpikir) dan harakah (cara bertindak).

Selain itu, anggota Banser juga harus berpedoman pada empat prinsip dasar yakni tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i'tidal (adil), dan tasamuh (toleran).

"Jadi apabila ada orang mengaku Banser tapi sikapnya tidak sesuai prinsip tersebut maka tidak layak menyebut dirinya sebagai anggota Banser," jelas Hasan.

Baca juga: Banser Hormati Proses Hukum Dugaan SARA Abu Janda

Susi Pudjiastuti

Komentar juga datang dari Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti.

Susi mengajak netizen untuk ramai-ramai meng-unfollow media sosial dari Abu Janda.

Menurutnya, cuitan Permadi yang menyebut 'Islam Arogan' itu telah menyinggung perasaan publik.

Terlebih di masa pandemi ini, menurutnya hal yang membuat gaduh harus dihindari.

"Saya pikir saatnya dihentikan ocehan-ocehan model seperti ini yg selalu menyinggung perasaan publik. Tidak sepantasnya dimasa sulit pandemic, hal-hal yg tidak positif dibiarkan. Ayo kita unfollow, dan jangan perdulikan lagi orang-orang seperti ini. Salam sehat & damai," kata Susi melalui akun twitternya.

(Tribunnews.com/Tio, Seno Tri, Reza Deni, Fahdi Fahlevi)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini