Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ferdinand Hutahaean, mantan kader Partai Demokrat, tak percaya Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko terlibat apalagi jadi sponsor untuk mengkudeta Partai Demokrat.
Dia menyebut, Moeldoko itu seorang Jenderal, mantan panglima TNI era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), dan memiliki segudang pengalaman tentang sosial politik.
"Jadi bagi saya tak mungkin rasanya Moeldoko bertindak bodoh seperti yang dituduhkan," katanya saat dihubungi Selasa (2/2/2021).
Baca juga: Marzuki Alie Sebut AHY Cengeng dan Tak Punya Etika Terkait Tudingan Kudeta Demokrat
Baca juga: Mahkamah Partai dan Dewan Kehormatan Tengah Dalami Dugaan Keterlibatan Kader Demokrat Terkait Kudeta
Baca juga: Profil Jhoni Allen Marbun, Kader Demokrat yang Diduga ikut Kudeta, Mantan Timses Anas Urbaningrum
Ferdinand meyakini, Moeldoko mengatahui bahwa mengambil alih partai itu yang ketua umumnya dan pengurusnya sudah sah sesuai SK KUMHAM terpilih secara aklamasi tidaklah mudah dan harus melalui sebuah Kongres Luar Biasa (KLB).
KLB ini harus didukung 2/3 pengurus secara nasional.
Diyakini Ferdinand, hal itu telah dibaca oleh Moeldoko bahwa nama-nama yang disebut 5 orang kader dan mantan kader itu tak akan sanggup menggerakkan 2/3 pengurus untuk KLB.
"Maka kesimpulan saya, saya tak percaya Moeldoko terlibat apalagi menjadi sponsor sebuah kudeta yang tak mungkin terjadi," ujarnya.
Ferdinand justru heran dengan respons berlebih Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terhadap riak-riak yang dilakukan gerakan kecil.
Menurutnya, dinamika politik tersebut tak perlu dibesar-besarkan.
"Justru saya heran dengan AHY yang menanggapi gerakan kecil yang dilakukan oleh kader dan mantan kader itu, tak layak ditanggapi sedemikian rupa karena gerakan itu adalah gerakan lama yang hanya bisa cuap-cuap," pungkasnya.