Herzaky juga heran dengan pernyataan Moeldoko yang menyebut ia tidak memahami konteks pembicaraan saat bertemu dengan kader Demokrat.
Pasalnya, informasi yang ia dapat, pertemuan itu untuk mengusung Moeldoko sebagai Capres 2024 dan mempersiapkan Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat.
"Jika Moeldoko mengatakan tidak memahami konteks pembicaraan sungguh sulit dipahami. Berdasarkan keterangan yang kami miliki, pembahasan utama yang disampaikan oleh pelaku gerakan dalam pertemuan itu adalah mengusung KSP Moeldoko sebagai Capes 2024," bebernya.
Baca juga: Marzuki Alie Pernah Sindir SBY dan Ungkap Sinyal Keluar dari Demokrat, Kini Dituding Terlibat Kudeta
Terkait surat AHY ke Jokowi, Herzaky menerangkan, pengiriman surat itu bentuk komitmen dan kesepakatan kedua pihak untuk menjaga hubungan baik dan komunikasi yang lancar.
Selain itu, pengiriman surat itu juga untuk menghentikan orang-orang yang kerap mencatut nama Presiden.
Komitmen ini dilakukan juga untuk menghentikan orang-orang yang gemar mencatut dan mengatasnamakan Presiden maupun Ketua Umum Demokrat untuk tujuan adu domba," ujar dia.
Selengkapnya pernyataan Herzaky bisa Anda simak di video ini:
Empat Faksi Ingin Perubahan Kepemimpinan di Demokrat
Sejumlah mantan kader Demokrat menggelar konferensi pers.
Konferensi pers itu menyikapi pernyataan AHY.
Di antaranya hadir mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Yus Sudarso, mantan Ketua DPD Demokrat Sulteng Ahmad Yahya, mantan Wasekjen Demokrat Tri Yulianto, mantan Wasekjen Demokrat Syofwatillah Mohzaib, mantan anggota DPR Anton Rifai, dan mantan pimpinan pengawas komisi Demokrat M. Darmizal.
Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Yus Sudarso menyebut, ada empat faksi di dalam partai berlambang mercy, ingin adanya perubahan kepemimpinan.
"Setidaknya saya amati dan saya tahu ada empat faksi dalam pertemuan ini," ujar Yus di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (2/2/2021).
Faksi pertama, kata Yus, orang-orang yang bermuara kepada pendiri dan mantan ketua umum Partai Demokrat, yaitu Subur Budi Santoso.