Di twitter, ada cuitan Susi yang oleh netizen dinilai memojokkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Tak sedikit netizen yang justru "menyerbu" pemilik maskapai Susi Air itu.
Kepada host Kamar Rosi, Rosianna Silalahi, Susi pun mengklarifikasi hal tersebut.
Ia membantah tudingan netizen bahwa dirinya melawan Presiden Jokowi.
"Tidak, tidak ada (melawan Pak Jokowi). Saya mengimbau, memohon bapak untuk mengimbau. I will ask Pak Jokowi to do anything that is good for people. That's it! " tegas Susi Pudjiastuti dalam program Kamar Rosi, Selasa (9/2/2021).
Semuanya bermula dari cuitan Presiden Jokowi terkait pandemi Covid-19 yang belum berakhir hingga memunculkan rasa bosan, lelah, dan sedih.
Cuitan disampaikan oleh Jokowi pada Minggu, 7 Februari 2021.
"Setahun dalam selubung pandemi, tentu ada rasa bosan, lelah, dan sedih. Kita sama merindukan suasana normal, berkegiatan seperti sediakala, dan tidak dicekam ketakutan. Mari, kita sama berjuang untuk mengakhiri pandemi ini dengan disiplin ketat menjalankan protokol kesehatan," cuit Jokowi, Minggu (7/2/2021).
Sontak, Susi ikut memberi tanggapan atas cuitan Jokowi.
Ia meminta agar Jokowi untuk menghentikan ujaran kebencian sehingga masyarakat tidak merasa kian disulitkan di tengah pandemi Covid-19.
"Mohon dibantu dengan himbauan dari Bapak Presiden untuk menghentikan hate speech .. ujaran kebencian yg baik yang mengatasnamakan agama, Ras/Suku, Relawan dll ... Pandemic sudah cukup membuat depress ekonomi sosial juga kesehatan jiwa masyarakat semua," bunyi cuitan Susi Pudjiastuti, Minggu (7/2/2021).
Dalam program Kamar Rosi, ia pun kembali menegaskan bahwa cuitannya semata-mata memohon kepada Jokowi agar mengimbau masyarakat untuk menghentikan ujaran kebencian.
"Ya saya bilang sekalian imbau, Pak. Mohon diimbau supaya hate speech berhenti. Permohonan itu kan sangat rendah hati saya memintanya, memohon kepada Presiden supaya kita semua lebih sehat," kata Susi.
Menurut Susi, imbauan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi tentu berbeda dibandingkan dari dirinya yang memang merasa bukan siapa-siapa. Apalagi, setelah satu tahun bersedih, Susi menganggap bahwa ujaran kebencian harus dihentikan demi menggembirakan hati.
"Karena Pak Presiden bilang ini satu tahun kita sedang bersedih. Nah untuk menggembirakan ya kurangin dong hate speech. Kita kan tidak bisa, kita siapa? Kalau presiden yang mengimbau pasti beda. Beliau kan orang tertinggi di Negeri ini. Kalau imbauan beliau, ya saya memohon kepada orang yang tepat dong," ujar Susi.