Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Permasalahan utama dalam penanganan sampah di Indonesia adalah rendahnya tingkat kolektibilitas.
Hingga kini, daerah-daerah yang sampahnya tercover hanya 39 persen. Sementara 61 persen wilayah Indonesia belum terlayani.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia (APSI) Saut Marpaung, dalam sebuah webinar virtual dengan tema “Kemitraan Pengelolaan Sampah” yang digelar baru-baru ini.
Menurut Saut, perlu adanya keterlibatan pihak swasta untuk membantu pengelolaan sampah di 61 persen wilayah yang belum tercover itu.
Dia juga mengatakan bahwa daur ulang sampah juga tidak bisa diandalkan untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini.
Baca juga: Lihat Orang Buang Sampah di Tempat Parkir, Wanita Ini Langsung Mengambil dan Coba Kembalikan
Menurutnya, daur ulang itu hanya mampu mengurangi sekitar 40 persen saja dari sampah yang ada.
Begitu juga dengan bank sampah, hanya mampu mengurangi sampah 10-20 persen.
“Jadi penting dilakukan pemilahan sampah dari sumbernya seperti dari rumah, restoran, rumah sakit, hotel, dan lain-lain.
Hal ini bertujuan agar tidak semua sampah itu terangkut ke TPA,” ujar Saut.
Dia menuturkan bahwa TPA sekarang sedang terancam krisis lahan.
Hal itu bisa terlihat dari TPA yang sudah penuh dengan sampah, bahkan hingga menjulang tinggi seperti gunung.
Baca juga: Heboh Temuan 37 Karung Sampah APD di Tenjo dan Cigudeg, Bupati Bogor dan Polisi Turun Tangan
“Dimana-mana saya lihat hampir semua TPA tidak punya lahan lagi untuk kapasitasnya.
Oleh karena itu, saya mendorong semua pemda membuat perencanaan jangka pendek untuk mengolah sampahnya supaya tidak lagi lari ke TPA,” ucap Saut.