News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ken Setiawan Ungkap Ada Anak Kapolda Terpapar Radikalisme Jaringan Teroris NII di Kampus

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendiri NII Crisis Center Ken Setiawan di Hotel Diradja Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2021)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan mengungkapkan ada anak dari seorang Kapolda yang terpapar radikalisme dari jaringan teroris Negara Islam Indonesia (NII). 

Ken tidak merinci anak dari Kapolda mana yang terpapar radikalisme.

Namun, eks Komandan NII itu mengungkapkan bahwa anak dari sang Kapolda itu terpapar radikalisme di lingkungan kampus. 

"Kembali mereka sudah ada di semua lini masyarakat, bukan hanya sipil. Saya dapat laporan, mohon maaf anaknya Kapolda kena (terpapar radikalisme) NII. Kenanya di mana? Di kampus," ungkap Ken Setiawan di Hotel Diradja, Jakarta, Rabu (17/2/2021).

Baca juga: Ketua LPSK Beberkan Perjuangan Panjang untuk Bayarkan Kompensasi Korban Terorisme Masa Lalu  

Dalam hal ini, Ken mengaku tidak menyalahkan pihak manapun termasuk orang tua dari si anak. 

Pasalnya kampus merupakan tempat di mana setiap akademisi dapat mengekspresikan ide-idenya.

"Karena ketika di kampus, kampus itu kan pusat ide. Orang bisa mengekspresikan idenya, ketika ide-ide (radikal) itu diterima, ide itu akan berkembang. Jadi luar biasa. 

Selain anak Kapolda, Ken juga mendapat laporan ada seorang Bhabinkamtibmas dan Babinsa yang terpapar radikalisme.

"Bahkan ada laporan Bhabinkamtibmas yang terpapar, Babinsa yang seharusnya di garda terdepan juga terpapar," ujar Ken.

Menurut Ken, ini merupakan bukti bahwa siapa saja bisa terpapar radikalisme bila tidak waspada.

Dia sekaligus mendorong agar Perpres RAN PE Nomor 7/2021 bisa diefektifkan.

"Mungkin orang bisa terpapar karena melihat, secara tampilan orang ini rajin ibadah, ikut pengajiannya, lalu bagus sugestinya dengan agama," ujar Ken.

"Ini bisa menimpa siapa saja. Jadi yang kita harus kampanye-kampanye adalah agar bagaimana nanti Perpres ini bisa efektif, supaya kita belajar agama kepada ahlinya dengan paripurna," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini