TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengusulkan agar situs keagamaan yang ada di lingkungan Candi Borobudur dapat direkonstruksi ulang.
Menurut Muhadjir, Candi Borobudur memiliki sudut keagamaan dan budaya yang dapat digali lebih dalam.
"Borobudur ini tidak hanya dilihat dari aspek fisik, tapi sebetulnya di balik Borobudur ini ada sudut-sudut budaya, situs-situs keagamaan yang harus kita gali dan kita rekonstruksi ulang," ujar Muhadjir melalui keterangan tertulis, Kamis (18/2/2021).
Muhadjir meyakini Candi Borobudur pada masa lampau dibangun atas tatanan nilai-nilai tertentu.
Baca juga: Tak Hanya Akan Jadi Pusat Ibadah Umat Budha, Borobudur Juga Simbol Pluralisme dan Kebajikan di Dunia
Tidak sekadar mengambil nilai keindahannya saja, tetapi lebih dalam didasari oleh nilai-nilai spiritual dan budaya khususnya bagi umat Budha.
"Kalau nanti Borobudur mau direkonstruksi ulang pun tidak boleh hanya diambil indahnya saja, apalagi membayangkan sampai ujungnya itu bisa ramai. Saya kira ngga bener itu. Justru malah harus mengembalikan pada awalnya dulu," tutur Muhadjir.
Dirinya berharap rekonstruksi ulang Candi Borobudur terutama situs-situs keagamaan yang ada di sekitarnya dapat mengembalikan ruh spiritual bagi umat Budha.
Bukan hanya umat Budha di Indonesia, melainkan di seluruh dunia.
Menurutnya, Candi Borobudur ke depannya harus membuka ruang seluas-luasnya untuk kegiatan keagamaan umat Budha, seperti perayaan Hari Raya Waisak. Bahkan diupayakan bisa mengundang seluruh umat Budha di penjuru dunia.
"Borobudur memang bukan tempat suci yang ada di dalam kitab suci umat Budha, tapi Borobudur termasuk salah satu tempat yang dihormati oleh umat Budha seluruh dunia.
Tentu saja nanti kalau ada upacara keagamaan Budha harus kita berikan ruang seluas-luasnya dan juga peluang untuk bisa mengundang seluruh umat Budha sedunia datang ke sini," pungkas Muhadjir.