Ki Seno lalu meminta Gatot malam itu mengantar dirinya yang hendak wayangan di Wonosari, Gunungkidul. Gatot diminta datangke rumah Ki Seno di Pelemsewu, Sewon, Bantul.
Itu tugas pertama mengantar Ki Seno sebagai sopir pribadi. Siang Gatot kerja di keluarga Cak Nun, malamnya jika diminta ia mengantar Ki Seno Nugroho. Seterusnya berlangsung hingga bertahun-tahun.
Tak hanya mengantar sebagai sopir, di tiap pentas, Gatot senantiasa menyatu, duduk di sebelah kotak wayang Ki Seno, meramaikan pentas yang diakuinya selalu penuh canda tawa.
“Saya full ikut Mas Seno mulai sekira 2008, saya mulai aktif ngantar Mas Seno, aktif selalu di sebelah kiri mepet kotak, cedak kempul, gong. Saya pindah kalau kebelet nguyuh saja…hahahahaha!” kata Gatot.
Menurutnya, semua berlangsung spontan. Ki Seno tidak pernah memintanya duduk di posisi seperti itu.
Semua serba menempatkan diri. “Ndak ada naskah, natural. Mas Seno ndak ngatur-ngatur, ndak pernah sama sekali. Asyiknya di situ,” lanjutnya.
Gatot Jatayu sejak itu semakin dekat dengan Ki Seno. Ke manapun ketika ada pentas wayangan luar kota, atau ke manapuan, termasuk di dalam kota, ia setia mengantar.
“Pas dengan kesenengan saya. Ini hobi yang menyenangkan. Hobi yang dibayar waktu itu…hhahahahaha,” candanya sembari menyebutkan istilah dolop dalang sama sekali belum pernah didengarnya.(Tribunnews.com/xna)