TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia Police Watch (IPW) menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit sangat kesulitan melakukan mutasi secara maksimal untuk mencapai konsep Presisi yang dicanangkannya dalam uji kepatutan di DPR.
"Sebab gerbong mutasi yg bisa dilakukan Sigit hanya sebatas pada bintang dua ke bawah," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima, Jumat (19/2/2021).
Sedangkan mutasi di posisi bintang tiga hanya ada dua tempat yang kosong, yakni Kabareskrim dan Sestama Lemhanas.
"Yang menarik dalam mutasi pertama Kapolri Sigit ini, posisi Sestama Lemhanas masih dibiarkan kosong. Sepertinya Sigit masih mencari figur tepat yang akan digeser ke sana," katanya.
Neta melanjutkan posisi lainnya masih dijabat oleh jenderal bintang tiga yang masa dinasnya masih lama, yakni dua tahun lagi.
"Sehingga perputaran mutasi ke posisi bintang tiga sangat terbatas dan stagnan. Kondisi ini tentunya membuat Kapolri Sigit kesulitan dalam menggerakkan gerbong mutasi dengan maksimal," kata Neta.
Baca juga: Geng Solo Disebut Semakin Kuat di Polri Pasca-Mutasi Terbaru yang Dilakukan Jenderal Sigit
"Dan dampaknya organisasi Polri akan stagnan hingga dua tahun ke depan, apalagi Kapolri Sigit sendiri baru pensiun di tahun 2027. Bagaimana pun, ini menjadi dilema dalam dinamika Polri ke depan," pungkas Neta.
Diketahui, Kapolri Jenderal Listyo Sigit melakukan mutasi di jajarannya. Beberapa nama perwira tinggi Polri menduduki pos baru.
Adapun nama-nama dan pos yang santer diberitakan yakni Komjen Agus Andrianto yang ditunjuk sebagai Kabareskrim. Posisi Agus sebelumnya, yakni Kabaharkam, diisi oleh Komjen Pol Arief Sulistyanto yang sebelumnya menjabat Kalemdiklatpol.
Sementara Kalemdiklatpol diisi oleh Komjen Ryko Amelza Dahniel yang sebelumnya mengisi jabatan sebagai Kabaintelkam Polri.
Posisi Kabaintelkam Polri sendiri kini diisi oleh Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw.
Nantinya, Kapolda Papua akan dipimpin oleh Wakapolda Papua yakni Brigjen Mathius D Fakhiri.