Menurutnya, penyebaran berita bohong dari KSB bertujuan untuk memprovokasi, mengintimidasi sekaligus membentuk opini mereka selalu unggul.
Sebaliknya, setiap korban yang jatuh akibat kontak tembak dan aksi penindakan dari TNI/Polri sebisa mungkin mereka klaim sebagai warga sipil.
Baca juga: Seorang Anggota KKSB di Intan Jaya Tewas, Dokumen Struktur Organisasi dan Senjata Api Disita
Tujuannya, kata dia, untuk membentuk opini dunia dengan menyudutkan TNI/Polri dan pemerintah Indonesia.
Untuk sayap gerakan bersenjata (KSB), mereka bergerilya dalam kelompok-kelompok kecil dan tidak semuanya membawa senjata saat melancarkan aksinya.
Mereka, kata Suriastawa, tidak seperti yang dibayangkan yakni bergerombol puluhan atau ratusan orang dan semuanya bersenjata.
Melainkan dalam aksi gerilyanya, kata Suriastawa, dari lima sampai tujuh orang hanya satu atau dua yang bersenjata.
"Dan bila terjadi kontak, orang yang selamat bertugas membawa kabur senjata. Kemudian diposting di medsos mereka bahwa korban adalah warga sipil karena tidak bersenjata,” kata Suriastawa.