Kendati demikian, saat acara selesai Gerald mengaku hanya diberikan uang Rp5 juta.
Atas peristiwa itu dia mengaku merasa menyesal karena sudah dikelabui.
"Saya hanya mendapatkan uang 5 juta dari hasil KLB, kami memberontak karena tidak sesuai harapan," kata dia.
Mendengar ada kekecewaan, kata Gerald dirinya dipanggil oleh mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.
'Tiba-tiba (saya) dipanggil dan ditambahin uang Rp 5 juta oleh bapak M Nazarudin," ungkapnya.
Baca juga: AHY Temui Mahfud MD, Singgung Kedaulatan Partai Demokrat yang Direbut
Lebih jauh, Gerald mengatakan, Nazaruddin kembali melakukan hal serupa kepada kader dari daerah lain yang juga merasa kecewa atas perjanjian yang tersebut.
Satu di antaranya kata dia, ada dari peserta di Papua juga Sulawesi Utara.
"Mereka (para kader) melakukan lagi pemberontakan tiba-tiba diamankan oleh pak Nazaruddin begitu juga daerah lain terakhir Sulawesi Utara salah satunya saya," tuturnya.
Diakhir, eks Wakil Ketua DPC Kotamobagu ini mengaku menyesal dan menyampaikan permohonan maaf kepada AHY, serta Ketua DPD Sulawesi Utara Moor Bastian, dan Ketua DPC Kotamobagu Ishak Sugeha.
"Saya mohon maaf sebesar-besarnya dengan keterlibatan saya tanpa pamitan sama ketua, tanpa minta persetujuan, tanpa minta SK saya sudah melangkahi ketua datang ikut kongres dengan ajakan bapak Veckey karena iming-iming uang gede," katanya.
Moeldoko ajukan tiga pertanyaan
Kepala Staf Presiden Moeldoko menerima penetapan dirinya sebagai Ketua Umum Demokrat dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel The Hill Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat, (5/3/2021).
Moeldoko tidak ada di lokasi KLB saat penetapan ketua umum tersebut berlangsung.
Mantan Panglima TNI itu menerima penetapan melalui sambungan telepon yang didengar peserta KLB.