TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyatakan, pada tahun 2016, terdapat 2.418 jumlah usaha yang bergerak di sub-sektor film, animasi dan video, dengan jumlah tenaga kerja pada tahun 2019 diproyeksikan lebih dari 50.000 orang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, alam kesempatan kali ini perwakilan dari perfilman menyampaikan bahwa sejak industri film diangkat dari Daftar Negatif Investasi (DNI) di tahun 2016, industri film Indonesia mengalami peningkatan 20 persen dari segi investasi.
Pada akhirnya, industri film tanah air mampu tumbuh dan masuk dalam 10 industri film terbesar di dunia, sehingga merupakan pencapaian tertinggi sepanjang sejarah industri perfilman Indonesia.
Selanjutnya, Airlangga menanggapi bahwa bioskop sudah dapat dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, tetapi antusiasme masyarakat untuk kembali menonton di bioskop memang belum pulih seperti dulu.
“Pemerintah pasti mendukung penuh upaya kampanye nonton di bioskop yang aman, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Saya berharap bioskop-bioskop bisa lebih gencar lagi menggaungkan bahwa nonton di bioskop akan tetap aman dengan memperhatikan protokol kesehatan," ujarnya melalui laman ekon.go.id, Sabtu (20/3/2021).
Baca juga: Pemerintah Dukung Pemulihan Industri Perfilman Asal Datanya Akuntabel
Menurut dia, kalau stigma aman itu bisa sampai ke publik, mereka akan kembali berani nonton di bioskop dan jika memenuhi persyaratan, nanti akan pemerintah dorong.
Adapun menutup audiensi kali ini, para insan perfilman yang hadir sepakat untuk membuat lebih rinci lagi terkait ide-ide yang telah disampaikan.
"Rincian tersebut akan disusun oleh working group yang ada dan tentunya juga didukung oleh riset-riset sebagaimana yang diminta oleh pemerintah," pungkas Airlangga.