TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Jaksa Agung RI Basrief Arief meninggal dunia pada Selasa (23/3/2021).
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengaku kaget dan baru mendengar kabar tersebut.
"Innalilahi wainailhi rojiun turur berduka cita yang dalam semoga Almarhum di terima di sisi Allah SWT aminn," ujar Sahroni, ketika dihubungi Tribunnews.com, Selasa (23/3/2021).
Politikus NasDem ini menilai Indonesia telah kehilangan tokoh yang patut dibanggakan. Sebab almarhum disebutnya meniti karir dari bawah hingga bisa menjadi Jaksa Agung.
Baca juga: Profil Basrief Arief, Jaksa Agung di Era SBY Pernah Jabat Ketua Tim Pemburu Koruptor
"Kita kehilangan tokoh yang patut dibanggakan. Apalagi beliau punya karir yang juga luar biasa, dari bawah sampai jadi Jaksa Agung," jelasnya.
Sahroni juga mengatakan kenangan yang dimilikinya dengan almarhum terlalu banyak hingga susah untuk disebutkan satu per satu.
Namun, menurutnya almarhum Basrief Arief adalah sosok humanis. "Yang pasti almarhum orang yang baik dan humanis," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Mantan Jaksa Agung RI Basrief Arief meninggal dunia pada Selasa (23/3/2021).
Baca juga: Kabar Duka, Mantan Jaksa Agung RI Basrief Arief Meninggal Dunia
"Kejaksaan Republik Indonesia, berdukacita atas berpulang kehadirat Allah SWT,
Bapak Basrief Arief Bin Bachtiar Arief," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Leonard Eben Ezer Simanjuntak dalam pesan yang diterima.
Menurut info yang diterima dari pihak Kejagung, Basrief meninggal dunia hari ini pada pukul 10. 00 WIB.
"Semoga amal ibadah Almarhum diterima disisi Allah SWT dan dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya. Aamiin Ya Robbal aalamiin," ujar Leonard.
Almarhum Basrief meninggal dunia pada umur 74 tahun. Adapun belum diketahui penyebab wafatnya Basrief.
Sebagai informasi, Basrief Arief lahir di Tanjung Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 23 Januari 1947. Ia adalah alumni Program Pasca Sarjana Universitas Padjajaran (Unpad) dan Fakultas Hukum Universitas Andalas.
Setelah menyelesaikan studi pada Sekolah Hakim Dan Jaksa di Palembang tahun 1967 kemudian mengabdikan diri pada jajaran Kejaksaan Agung RI.
Pernah menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Belawan, Sumatera Utara. Kemudian menjabat Kepala Kejaksaan Negeri Cibinong,Jawa Barat, Kepala Kejari Jakarta Pusat.
Kemudian menjadi Asisten Pidum Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Staf Ahli Kejaksaan Agung R.I, Kepala Biro Umum, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta
Nama Basrief tahun 2000 sering muncul karena menjabat sebagai Kepala Bagian Humas Kejaksaan Agung (Kejagung). Karir Basrief makin moncer tatkala dipercaya menjabat Jaksa Agung Muda Intelijen (Jamintel).
Ketika menjabat Jamintel, Basrief juga menjabat Ketua Tim Terpadu Pencari Terpidana dan Tersangka Perkara Tindak Pidana Korupsi atau Tim Pemburu Koruptor.
Ketika Jaksa Agung dijabat Abdurahman Saleh, Basrief dipercaya menjadi Wakil Jaksa Agung pada tahun 2005 hingga pensiun Februari 2007.
Basrief pernah menjabat sebagai Ketua Presidium Keluarga Besar Purna Adhyaksa (KBPA) dan Senior Managing Partners pada Kantor Konsultan Hukum Dan Investasi SH dan rekan.
Tahun 2007 silam, saat pendaftaran calon pimpinan KPK, Basrief menolak untuk mendaftarkan diri. Sejak saat pensiun itulah Basrief seakan menghilang.