News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menristek/Kepala BRIN Ungkap Berbagai Inovasi Selama Pandemi Covid-19

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menristek /Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN), Bambang Brodjonegoro dalam wawancara khusus dengan Tribun Network, Selasa (23/3/2021).  

Pertama, terapi plasma convalescent, yang sumber donornya paling baik adalah dari penyintas Covid-19 dengan gejala berat sampai sedang.

Kedua, Kemenristek/BRIN juga mendalami terapi stem cell, yang sudah teruji klinis dan bisa meningkatkan kesembuhan sampai 2,5 kali lipat untuk pasien yang terkategori berat,  terutama untuk memperbaiki jaringan paru-paru yang rusak akibat serangan Covid-19.

Ketiga, terapi Exosome yang merupakan pengembangan dari stem cell.

Untuk inovasi di kategori alat kesehatan, Kemenristek/BRIN berhasil mengembangkan berbagai ventilator.

"Kita tahu bahwa Indonesia sebelumnya tidak pernah membuat ventilator sama sekali, semuanya impor dan beli dari luar. Nah sekarang sudah ada berapa jenis ventilator yang dihasilkan dari berbagai perguruan tinggi, lembaga penelitian dan juga dari swasta," ujarnya.

"Bahkan beberapa ventilator yang yang saya catat dari ITB maupun UI sekarang ini sudah masuk ke dalam tahap industrialisasi dan sudah diproduksi untuk kepentingan komersial," ungkap Menristek/Kepala BRIN.

Selain itu, inovasi dari Kemenristek/BRIN lainnya ialah lab berjalan atau diberi nama Mobile Laboratorium BSL 2.

"Ada yang berbentuk kontainer maupun dalam bentuk bus untuk versi terbarunya. Jadi isinya Lab DSL 2 yang bisa melakukan tes PCR dan tetap memperhatikan protokol kesehatan dan protokol untuk para pekerja di BSL 2," kata Bambang.

Di luar itu semua, Kemenristek/BRIN juga mendorong dikembangkannya produk-produk imunomodulator atau suplemen herbal, yang diharapkan bisa meningkatkan antibodi terhadap Covid-19.

Yang terpenting, Kemenristek/BRIN juga masih mendampingi pengembangan vaksin Covid-19.

Kini vaksin masih berproses dan diharapkan bulan ini ataupun bulan depan sudah ada pengalihan dari bibit vaksin dari lab ke manufaktur atau pabrikan.

Ada dua lembaga yang fokus mengembangkan vaksin, yakni Eijkman san Universitas Airlangga.

"Kalau Eijkman dengan Biofarma, sedangkan kalau Universitas Airlangga dengan PT Biotis yang saat ini sedang menyelesaikan perizinan dari BPOM untuk penghasil vaksin manusia," ucap Bambang.

--

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini