Diketahui, kedua orang tua Anastasia hanya bekerja sebagai petani sayur di kampung.
Baca juga: Cerita Gary, Fotografer Langganan Keluarga Jokowi, 18 Tahun Berkarier, Sempat Kerja sambil Kuliah
Hasil panennya tak cukup membiayai operasi Anastasia.
Kedua orang tuanya pun memilih cara pengobatan dengan adat istiadat kampungnya.
"Kebanyakan kami di sini, jika ada yang sakit, kami percaya medis."
"Tapi lebih banyak pilih menempuh jalur alternatif, percaya adat, mungkin arwah nenek moyang yang marah," kata Mama Eka.
"Urus adat, panggil dukun. Bukan obat-obat tradisional," lanjutnya.
Kaki Kerap Kambuh Sakit
Saat ini Anastasia tak menjalani perawatan apapun.
Mama Eka mengatakan, kaki Anastasia kerap kambuh terasa sakit, tidak tentu waktunya.
Untuk itu, Anatasia hanya bisa meminum obat pereda nyeri.
"Kalau sakitnya kambuh itu baru dia ke puskesmas setempat untuk dikasih penghilang nyeri," kata Mama Eka.
Baca juga: Kisah Pilu Ibu Muda di Banyuasin, Nikah Usia 9 Tahun, Kini Dirudapaksa Kakak Ipar, Suami Tak Percaya
Belum Terima Penanganan Medis Serius
Anastasia dan keluarga sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Baik itu dari perangkat desa dan kesehatan setempat sampai anggota dewan di sana.
Tetapi, hingga kini Anastasia belum mendapat penanganan medis serius.
Mama Eka menceritakan Anastasia sudah menerima dana bantuan.
Seperti, tongkat hingga terima bantuan langsung tunai pemerintah sebesar Rp 600 ribu.
Anastasia hanya ingin kesembuhan pada kakinya.
Sehingga ia bisa kembali berjalan seperti orang pada umumnya.
(Tribunnews.com/Shella)