TRIBUNNEWS.COM - Anastasia Arnonce Lence atau disapa Anastasia, seorang gadis asal Sumba Barat Daya, NTT ini menderita penyakit kaki gajah sejak kecil.
Penyakit gajah ini mulai terlihat pada kaki Anastasia saat umur 10 tahun
Saat ini, di umur 22 tahun, Anastasia tak bisa beraktivitas leluasa seperti gadis sepantarannya.
Bengkakan pada kaki membuatnya sulit berjalan.
Saat berjalan, ia butuh sebuah tongkat untuk membantunya.
Baca juga: Cerita Paula Verhoeven Terpapar Corona, Syok saat Tukang Pijat Baim Wong Ternyata Positif Covid-19
Baca juga: Cerita Tragis Ayu, Sejak Kecil Yatim Piatu Lalu Jadi Purel, Tewas Dibunuh Setelah Diperkosa
Kerabat jauh satu marga Anastasia, yakni Bibiana Bili Tambolaka atau kerap disapa Mama Eka, menceritakan saudarinya itu memang sudah ada penyakit bawaan sejak lahir.
"Dari lahir Anastasia sudah ada penyakit bawaan."
"Jadi, kakinya ada goresan merah pada bagian punggung kaki kirinya," ucap Mama Eka saat dihubungi Tribunnews, Selasa (23/3/2021).
Namun, kedua orang tua Anastasia menghiraukan goresan itu.
Akhirnya kaki Anastasia itu mulai terlihat bengkak.
Baca juga: Ingin Berkuliah dan Berangkatkan Umrah sang Nenek, Gadis Bercadar Rela Jualan Cilok, Ini Kisahnya
Baca juga: Kisah Aprilia Manganang 28 Tahun Menjadi Perempuan dan Sekarang Lelaki Sejati, Momen Terindah Saya
Tahun 2014 lalu, gadis asal Sumba itu sempat dibawa ke RS Karitas Weetabula, Sumba Barat Daya.
Pihak RS menyarankan Anastasia untuk menjalani perawatan di Bali.
Terhalang biaya, orang tuanya tak bisa membawa Anastasia berobat ke sana.
"Dokter menyarankan untuk dibawa ke bali, cuman terkendala biaya," cerita Mama Eka.
Diketahui, kedua orang tua Anastasia hanya bekerja sebagai petani sayur di kampung.
Baca juga: Cerita Gary, Fotografer Langganan Keluarga Jokowi, 18 Tahun Berkarier, Sempat Kerja sambil Kuliah
Hasil panennya tak cukup membiayai operasi Anastasia.
Kedua orang tuanya pun memilih cara pengobatan dengan adat istiadat kampungnya.
"Kebanyakan kami di sini, jika ada yang sakit, kami percaya medis."
"Tapi lebih banyak pilih menempuh jalur alternatif, percaya adat, mungkin arwah nenek moyang yang marah," kata Mama Eka.
"Urus adat, panggil dukun. Bukan obat-obat tradisional," lanjutnya.
Kaki Kerap Kambuh Sakit
Saat ini Anastasia tak menjalani perawatan apapun.
Mama Eka mengatakan, kaki Anastasia kerap kambuh terasa sakit, tidak tentu waktunya.
Untuk itu, Anatasia hanya bisa meminum obat pereda nyeri.
"Kalau sakitnya kambuh itu baru dia ke puskesmas setempat untuk dikasih penghilang nyeri," kata Mama Eka.
Baca juga: Kisah Pilu Ibu Muda di Banyuasin, Nikah Usia 9 Tahun, Kini Dirudapaksa Kakak Ipar, Suami Tak Percaya
Belum Terima Penanganan Medis Serius
Anastasia dan keluarga sudah mendapat perhatian dari berbagai pihak.
Baik itu dari perangkat desa dan kesehatan setempat sampai anggota dewan di sana.
Tetapi, hingga kini Anastasia belum mendapat penanganan medis serius.
Mama Eka menceritakan Anastasia sudah menerima dana bantuan.
Seperti, tongkat hingga terima bantuan langsung tunai pemerintah sebesar Rp 600 ribu.
Anastasia hanya ingin kesembuhan pada kakinya.
Sehingga ia bisa kembali berjalan seperti orang pada umumnya.
(Tribunnews.com/Shella)