TRIBUNNEWS.COM - Syarwan Hamid, politikus senior Indonesia meninggal dunia pada Kamis (25/3/2021).
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya Letjen (Purn) Syarwan Hamid meninggal dunia di Rumah Sakit Yudhistira Cimahi pada pukul 03.20 WIB.
Kabar meninggalnya mMenteri Dalam Negeri (Mendagri) era kepemimpinan Presiden ke-3 Indonesia BJ Habibie ini juga dibenarkan oleh Mantan Gubernur Riau, Wan Abubakar.
"Benar beliau sudah meninggal saya sedang dalam perjalanan untuk melayat ke Cimahi,"ujar Wan Abubakar saat dikonfirmasi Tribunpekanbaru.com.
Lantas seperti apa sepak terjang sosok Syarwan Hamid?
Pria kelahiran Siak, 10 November 1943 ini meninggal dunia pada usia 77 tahun.
Memiliki latar belakang seorang militer, Hamid pernah menjadi Kasrem 063/SGJ tahun 1985.
Kemudian menjabat Kapendam III/Siliwangi tahun 1986, Pardor Sarli Dispenad pada 1988 dan Asisten Teritorial Kodam Jaya, 1989.
Baca juga: Syarwan Hamid Meninggal di Usia 77 Tahun, Keluarga Berencana Memakamkan Jenazahnya di Bandung
Baca juga: Rekam Jejak Letjen (Purn) Syarwan Hamid, Jabat Kassospol ABRI Saat Peristiwa 27 Juli
Setelah itu, dilengkapi dari Wikipedia, ia bertugas menjadi Danrem 011/Lilawangsa Aceh, 1990.
Saat menjabat Komandan Korem Lilawangsa, Lhokseumawe, Aceh, ia berhasil mengatasi pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka terhadap NKRI.
Lantas Hamid pun diangkat menjadi Kadispen TNI Angkatan Darat pada 1992 dengan pangkat brigadir jenderal (bintang satu).
Tidak lama kemudian menjadi Kapuspen TNI tahun 1993, Assospol Kassospol ABRI tahun 1995, hingga menjabat Kassospol ABRI dengan pangkat letnan jenderal pada tahun 1996.
Hingga akhirnya di tahun 1998 hingga 1999, Syarwan Hamid diangkat BJ Habibie menjadi Mendagri RI.
Mundur dari Perindo
Syarwan Hamid diketahui pernah mengundurkan diri dari Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
Dikutip dari TribunPekanbaru.com, kala itu dirinya menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat DPP Partai Perindo.
Bukan tanpa alasan, dirinya mengundurkan diri lantaran tidak ingin terlena dengan harta dan jabatan.
Hal tersebut dianggapnya sebagai jati dirinya sebagai orang Melayu.
"Tegas saya katakan, saya tidak silau dengan iming-iming harta dan jabatan yang ditawarkan."
"Saya buktikan itu dengan mundurnya saya di partai," ujarnya saat pelantikan pengurus DPD LMB Kabupaten Kepulauan Meranti di Taman Cikpuan, Kamis (19/11/2015) malam.
Tolak Gelar Datuk
Syarwan Hamid pernah beberapa kali menolak gelar kehormatan adat Melayu yakni Datuk, yang diberikan Lembaga Adat Melayu Riau (LAM Riau).
Satu di antaranya saat dirinya mengembalikan gelar tersebut, lantaran sebagai aksi penolakan terhadap pemberian gelar adat dari LAM Riau kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat pengembalian tersebut, Syarwan Hamid dikawal ratusan orang.
Di sisi lain, Sementara itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian DPH Syahril Abubakar mengatakan LAM Riau sudah memberi gelar sebagai tanda penghormatan kepada Syarwan Hamid.
Bahkan kemudian Syarwan Hamid keberatan dan tak menginginkan gelar kehormatan itu lagi.
Baca juga: BREAKING NEWS: Eks Mendagri Letjen (Purn) Syarwan Hamid Meninggal Dunia
Dikutip dari TribunPekanbaru.com, aksi Syarwan Hamid tersebut rupanya bukan hanya sekali terjadi, tapi sudah tiga kali.
Syarman Hamid dianggap sering ancam kembalikan gelar Adat LAM Riau.
Hal tersebut dianggap LAM Riau bukan menjadi sesuatu yang luar biasa.
Apalagi Syarwan Hamid kala itu dianggap berada pada posisi politik berbeda dengan orang yang diberi gelar kehormatan adat oleh LAM Riau yakni Presiden Jokowi.
Belum lagi menyangkut berbagai keinginan Syarwan yang tak diakomodir LAM Riau karena masalah adat.
"Jadi, tentu kami proses melalui musyawarah di Majelis Kerapatan Adat (MKA ) pengembalian gelar adat itu," jelasnya saat itu.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunPekanbaru.com/Guruh Budi Wibowo/Nasuha Nasution)