News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2021

Alasan di Balik Keputusan Larangan Mudik Lebaran, Antisipasi Varian Baru Covid-19 dari Inggris

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Anita K Wardhani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas medis melakukan rapid test antigen Covid-19 kepada calon penumpang dan juga para sopir bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, Jumat (25/12/2020). Tes cepat antigen tersebut dilaksanakan guna menekan angka penyebaran Covid-19 di masa mudik Natal 2020 dan Tahun Baru 2021.Tribunnews/Jeprima

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada alasan di balik keputusan pemerintah untuk melarang kegiatan mudik Lebaran pada tahun ini. 

Keputusan ini diambil setelah Rapat Tingkat Menteri yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan sejumlah menteri dan lembaga terkait.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin yang hadir rapat mengutarakan bahwa setiap kali liburan selalu ada peningkatan kasus antara 30-50% baik dari kasus terkonfirmasi positif maupun kasus aktif Covid-19.

Baca juga: Kasus Varian Baru Covid-19 Sehari Bertambah 17 Persen, Jepang Masuki Gelombang ke-4 Pandemi Corona

Baca juga: Menkes: Lonjakan Kasus di Eropa Karena Strain Baru yang Sudah Masuk Ke Indonesia

Bahkan dampak dari kenaikan kasus pada masa libur Natal dan tahun baru lalu, jumlah kasus aktif Covid-19 sampai saat ini masih terus meningkat.

Budi juga mengungkapkan peningkatan kasus Covid-19 di dunia dalam beberapa waktu terakhir.

Dirinya menyinggung soal varian baru virus corona dari Inggris yang dikenal sebagai B117.

TINGKATKAN KEWASPADAAN - Bandara Soekarno Hatta, meningkatkan kewaspadaan terhadap penumpang penerbangan yang baru tiba dari luar negeri baik itu WNA maupun WNI, Selasa (29/12/2020). Mereka yang baru tiba ini kemudian diarahkan untuk melakukan swab dan menjalani karantina selama 5 hari. Hal ini sebagai antisipasi terkait ditemukannya varian baru virus Covid-19 yang penyebarannya lebih cepat. (Wartakota/Nur Ichsan) (WARTAKOTA/Nur Ichsan)

"Di seluruh dunia kita tahu dalam minggu-minggu terakhir (kasus aktif) naik kembali.

Banyak teori mengenai ini tapi saya belum berani bilang yang pasti, tapi ini karena adanya varian terbaru yang dari London. Indonesia baru masuk di bulan Januari dan sampai saat ini kita belum tahu berapa persen," ujar Budi melalui keterangan resmi dari Kemenko PMK, Jumat (26/3/2021).

Menurut Menkes Budi sebaiknya Pemerintah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah melonjaknya kasus.

Keputusan pencegahan yang diambil oleh Pemerintah adalah melakukan peniadaan mudik pada tahun ini.

"Tapi baiknya kita antisipasi jangan sampai kejadian di kita (jumlah kasus naik lagi)," ucap Budi.

Dalam rapat tersebut, Budi mengungkapkan total kasus aktif Covid-19 kini berjumlah 130 ribu dengan 80 persen diantaranya tidak ke rumah sakit (RS) sedangkan 20 persen ke RS, 5 persen masuk ruang ICU (Intensive Care Unit) dan sekitar 2 persen meninggal.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan saat Peresmian Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di RSUI, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021). XL Axiata bekerja sama dengan Rumah Sakit Universitas Indonesia yang didukung penuh oleh Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Depok menggelar program Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit untuk lansia yang berdomisili Depok dan sekitarnya secara drive thru. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN)

Persoalan lain, menurut Menkes, kebutuhan RS dari 130 ribu kasus aktif itu mencapai 26 ribu atau sekitar 20 persen dan apabila jumlah kasus aktif meningkat lagi maka dipastikan kebutuhan RS juga akan semakin banyak.

Guna mengantisipasi terjadinya kebocoran terhadap penerapan larangan mudik, Kemenkes akan menyiapkan posko layanan kesehatan di jalur mudik.

Selain memastikan ketersediaan obat-obatan dan APD di RS, Puskesmas, dan fasilitas layanan kesehatan juga bekerja sama TNI/Polri, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Pemerintah Daerah untuk memperkuat pengamanan hingga tingkat RT/ RW.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini