News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

Satgas Minta Masyarakat yang Mengalami KIPI Berkepanjangan Segera Lapor ke Fasilitas Kesehatan

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta masyarakat yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berkepanjangan untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat.

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito meminta masyarakat yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) berkepanjangan untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat.

Sehingga, KIPI yang terjadi dapat tertangani dengan baik.

"Namun kembali saya ingatkan, walaupun kejadian-kejadian tersebut terbilang umum ditemukan, apabila dirasakan dalam waktu yang cukup lama, atau lebih dari satu bulan, atau mengakibatkan efek yang berat pada tubuh, maka masyarakat diharapkan secara proaktif melaporkan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk penanganan segera," kata Wiku, Kamis (1/4/2021).

Sejauh ini kata Wiku, terkait temuan KIPI di lapangan, umumnya berupa rasa nyeri, timbul kemerahan maupun pembengkakan di area lokal penyuntikan.

Pada sisi lain, efek secara sistemik yang muncul ditemukan adalah keletihan, sakit kepala, rasa nyeri otot atau sendi dan demam.

"Namun masyarakat tidak perlu khawatir jika mengalami hal serupa setelah divaksinasi. Rasa sakit dan rasa tidak nyaman tersebut dapat dikurangi dengan beberapa upaya seperti pengompresan di area suntik dan menjaga hidrasi tubuh terjaga dengan baik," kata dia.

Wakil Gubernur DKI Jakarta yang juga Ketua Umum Alumni Sekolah Islam Al-Azhar (ASIA), A.Riza Patria didampingi Bendahara Umum ASIA, Satria Zulkarnain Tarigan, Ketua Pelaksana Vaksinasi, Kresna Mukti dan Ketua Harian ASIA, Aldy Perdana Putra dan Sekretaris Jenderal ASIA, Laksono Bimauga, memberi keterangan kepada wartawan terkait diadakannya kegiatan Vaksinasi Covid-19 kepada ribuan guru sekolah Yayasan Perguruan Islam (YPI) Al-Azhar se-Jabodetabek untuk menerima suntikan vaksinasi Covid-19, Minggu (28/3/2021) yang berlangsung di Sekretariat Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar (YPI Al-Azhar) Jakarta. TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/FX ISMANTO)

Wiku mengatakan, bahwa vaksin Covid-19 adalah vaksin baru. Karena itu upaya surveilans terus menerus dilakukan terkait temuan KIPI.

Menurutnya, monitoring ini menjadi hal yang bermanfaat dalam suksesnya program vaksinasi ke depannya.

Seperti yang baru-baru ini terjadi di Sulawesi Utara, yang telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan dan sudah ditangani dengan baik.

"Masyarakat yang mengalami KIPI sudah memperoleh penanganan. Temuan KIPI ini masuk dalam kategori ringan, sehingga Komnas KIPI telah mengeluarkan surat rekomendasi yang ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara melalui Tim Komisariat Daerah KIPI, untuk melanjutkan program vaksinasi Covid-19," kata Wiku.

Wiku menjelaskan mengenai reaksi simpang atau efek samping vaksin dan KIPI.

Bahwa terdapat 2 indikator besar yang menentukan efektivitas vaksin dalam menimbulkan kekebalan pada seseorang. Yakni dari kualitas vaksin dan prosedur vaksinasi yang baik.

Baca juga: Epidemiolog: Pemda Perlu Prioritaskan Vaksinasi Pekerja Sektor Transportasi Termasuk Ojol

Baca juga: Tak Ada Laporan KIPI Berat, Kemenkes: Penyuntikan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Tetap Berjalan

Dalam prosedur pemberian vaksin, penerima vaksin berhak mendapatkan pelayanan. Di antaranya pertama, skrining mandiri yang meliputi riwayat penyakit, kontak erat, perjalanan dan konsumsi obat.

Kedua, pemeriksaan tanda vital seperti tekanan darah.

Ketiga, komunikasi terkait keamanan vaksin, untuk meningkatkan rasa aman pasien.

Dan keempat, penyediaan fasilitas dan pelayanan yang memberikan kenyamanan pada pasien misalnya bilik khusus penerima vaksin yang berhijab, maupun posisi penyuntikan yang nyaman.

Yang tak kalah penting, ialah tahapan pra vaksinasi. Tahapan ini bertujuan memastikan prosedur medis dapat mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

Para petugas lapangan harus melakukan skrining yang tepat kepada peserta vaksinasi sebelum memberikan vaksin. Dan vaksin hanya diberikan untuk individu yang sehat.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 AstraZeneca di Mabes TNI yang dilaksanakan oleh Pusat Kesehatan (Puskes) TNI dan diberikan kepada PNS Unit Organisasi Mabes TNI dengan target 2.850 vaksin, bertempat di GOR Ahmad Yani, Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (26/3/2021). Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyiapkan 130.000 vaksin Covid-19 AstraZeneca yang diberikan oleh Pemerintah melalui Menteri Kesehatan, yang akan didistribusikan kepada seluruh Prajurit dan PNS TNI di 10 Provinsi Indonesia. Tribunnews/HO/Puspen TNI (Tribunnews/HO/Puspen TNI)

"Apabila ada yang tidak memenuhi syarat, agar tidak divaksin. Dan kepada masyarakat peserta vaksinasi, harus benar-benar memperhatikan kondisi tubuhnya sebelum menerima vaksin. Apabila tidak memenuhi syarat, konsultasikan dengan petugas vaksinasi," kata Wiku.

Selanjutnya, setelah vaksinasi dilakukan, ada 2 peluang kemunculan kejadian yang tidak diharapkan. Yaitu KIPI maupun reaksi simpang atau efek samping.

KIPI tidak berkaitan langsung secara sebab akibat, dengan vaksin. Misalnya karena pengaruh genetik, pengaruh obat lain maupun kesalahan medis dan faktor lainnya.

Sementara reaksi simpang terbukti secara ilmiah berkaitan langsung secara sebab akibat dengan vaksin.

Dan secara umum, kemunculan efek samping suatu produk farmasi lebih sedikit dibandingkan dengan kejadian ikutannya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini