Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menilai konyol pernyataan PT Pertamina (Persero) yang menyebut kebakaran kilang Balongan, Jawa Barat, diakibat petir.
"Kasusnya kurang lebih serupa dengan PLN tahun lalu, saat ada pemadaman masal di DKI, spontanitas disebabkan pohon sengon yang menurut kami konyol," ujar Eddy saat rapat dengan Pertamina, Komplek Parlemen, Jakarta, Senin (5/4/2021).
Menurutnya, pertanyaan tersebut terlalu dini dan tidak menggambarkan Pertamina sebagai perusahaan kelas dunia.
Baca juga: Politikus Golkar Pertanyakan Soal Demo Warga Sebelum Kilang Balongan Terbakar, Ini Jawaban Pertamina
"Andai kata orangnya (yang menyatakan karena petir) ada di sini, saya pengin keramasin itu," ujarnya.
"Menurut saya masyarakat perlu sebuah berita yang menenangkan, bahwa ini tidak akan menyebar. Tapi justru tidak merefleksikan Pertamina jadi world class company," sambung Eddy.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, penyebab insiden tersebut belum diketahui secara pasti karena masih dilakukan investigasi oleh tim gabungan, dari internal Pertamina dan eksternal.
Baca juga: Distribusi BBM di Sejumlah Wilayah NTT Terhambat, Pertamina Lakukan Upaya Ini
"Tim eksternal ada dari aparat penegak hukum dan juga tim ahli, baik dari dalem maupun luar negeri," kata Nicke.
Menurutnya, tim investigasi baru dapat masuk ke empat tangki yang terbakar setelah kondisinya benar-benar aman, karena pada saat awal kejadian sudah berhasil dipadamkan, tetapi dua hari kemudian terbakar kembali.
"Ini terjadi karena masih ada BBM yang terjebak di bawah, sehingga kami lakukan berbagai cara dan dilanjutkan dengan pendinginan, baru tim investigasi bisa masuk ke dalam," katanya.
Baca juga: Kilang Balongan Terbakar, Pertamina Diminta Optimalkan Produksi Kilang-Kilang Lain
Nicke menjelaskan, Kilang Balongan berkontribusi 12 persen dari total produksi BBM secara nasional, di mana pasokannya didistribusikan ke DKI Jakarta dan Jawa Barat.
"Kejadian kebakaran ada di empat tangki, T301, E, F, G yang di dalam satu bund wall dengan kapasitas masing-masing 26 ribu KL, di area kurang lebih dua hektare," paparnya.
Pada saat kejadian, kata Nicke, tangki G berisi 3 ribu KL BBM jenis Pertalite, dan tangki lainnya dalam kondisi kosong.
"Area kilang itu totalnya 260 hektare, dan yang sudah ada bangunannya 180 hekatare. Jadi empat tangki, dari 72 tangki yang ada di area Kilang Balongan," ujarnya.