Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo, Kepala Basarnas Marsekal Madya Henri Alfiandi, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengerahkan tambahan personel untuk membantu penanganan bencana di NTB dan NTT.
Tambahan personel tersebut untuk mempercepat proses evakuasi warga yang terdampak bencana.
Hal itu disampaikan Presiden dalam rapat terbatas penanganan bencana, Selasa, (6/4/2021).
Baca juga: Bencana Siklon Tropis NTT, PDI Perjuangan Turunkan Baguna Bantu Penanganan Langsung
"Sehingga dapat menjangkau lebih banyak wilayah terdampak termasuk wilayah terisolir dan berbagai gugus pulau di NTT, Pulau Alor, pulau Pantar dan pulau-pulau lainnya," kata Jokowi.
Untuk mempercepat proses evakuasi yang terkendala akses menuju lokasi terdampak, Presiden meminta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengerahkan sejumlah alat berat dari berbagai tempat. Alat berat tersebut untuk membuka akses yang tertutup atau sulit ditembus.
"Jika jalur darat masih sulit ditembus saya juga minta agar dipercepat pembukaan akses melalui laut maupun udara," katanya.
Presiden mengatakan selama satu pekan terakhir, cuaca ekstrem akibat siklon tropis Seroja telah dirasakan di berbagai daerah di Indonesia khususnya di provinsi NTT dan di Provinsi NTB. Kedua wilayah tersebut yang mengalami dampak paling besar akibat cuaca ekstrem.
Baca juga: Kronologi KMP Namparnos Hanyut Terbawa Arus dan Menabrak KM Camara Nusantara 6 di NTT
Sebelumnya Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati mengatakan, siklon tropis Seroja inj berdampak di 8 wilayah administrasi kabupaten dan kota di NTT.
Ada pun wilayah yang terdampak antara lain Kota Kupang, Kabupaten Flores Timur, Malaka, Lembata, Ngada, Sumba Barat, Sumba Timur, Rote Ndao dan Alor.
Raditya juga menyebutkan, bahwa ada total 128 warga yang meninggal dunia akibat bencana tersebut.
"Total warga meninggal dunia berjumlah 128 warga meninggal dunia selama cuaca ekstrem berlangsung di beberapa wilayah tersebut, dengan rincian Kabupaten Lembata 67 orang, Flores Timur 49, dan Alor 12," kata Raditya dalam keterangan pers resmi BNPB, Selasa (6/4/2021).
Selain itu, ia juga mengupdate data terkait total korban hilang yang mencapai mencapai 72 orang.
Yakni, dengan rincian Kabupaten Alor 28 orang, Flores Timur 23, dan Lembata 21.
Bencana cuaca ekstrem di beberapa wilayah tadi juga berdampak pada sejumlah kerugian total antara lain 1.962 unit rumah terdampak, 119 unit rumah rusak berat, 118 unit rumah rusak sedang dan 34 unit rumah rusak ringan, sedangkan fasilitas umum (fasum) 14 unit RB, 1 RR dan 84 unit lain terdampak. Rincian kerusakan sektor pemukiman sebagai berikut.
1. Kota Kupang
- 10 unit rumah rusak sedang
- 657 unit rumah terdampak
2. Kabupaten Flores Timur
- 82 unit rumah rusak berat
- 34 unit rumah rusak ringan
- 97 unit rumah terdampak
- 8 unit fasum rusak berat
3. Kabupaten Malaka
- 1.154 unit rumah terdampak
- 65 fasum terdampak
4. Kabupaten Ngada
- 4 unit rumah rusak berat
- 2 unit rumah rusak sedang
- 1 fasum terdampak
5. Kabupaten Sumba Barat
- 54 unit rumah terdampak
6. Kabupaten Sumba Timur
- 7 fasum terdampak
7. Kabupaten Rote Ndao
- 12 unit rumah rusak berat
8. Kabupaten Alor
- 21 unit rumah rusak berat
- 106 unit rumah rusak sedang
- 6 fasum rusak berat
- 1 fasum rusak ringan
- 11 fasum terdampak
Terkait pascakejadian, BPBD kabupaten dan kota dibantu dengan multipihak masih terus melakukan penanganan darurat bencana, seperti evakuasi, penyelamatan, pelayanan di pengungsian, distribusi logistik maupun pembukaan akses ke wilayah terisolir.
Kementerian dan lembaga di bawah kendali BNPB juga memberikan dukungan kepada pemerintah daerah terdampak siklon tropis tersebut.