Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terkini menunjukkan warga yang memilih Anies Baswedan sebagai calon presiden, mendukung PAN- PKS-PPP, bertempat tinggal di DKI Jakarta, dan beretnik Betawi cenderung menolak keputusan pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
“Ini menunjukkan yang tidak setuju dengan langkah pemerintah membubarkan FPI tahun lalu dapat diidentifikasi berdasarkan cluster tertentu,” kata Manajer program SMRC, Saidiman Ahmad.
Temuan itu disampaikan Saidiman dalam rilis hasil survei secara daring bertajuk “Sikap Publik Nasional terhadap FPI dan HTI” secara virtual, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Survei: Pemilih AHY dan Anies Paling Banyak Tak Setuju Pelarangan HTI & Pembubaran FPI
Survei berskala nasional itu dilakukan pada 28 Februari - 5 Maret 2021 dengan melibatkan 1064 responden yang dipilih secara acak. Margin of error survei diperkirakan +/- 3,07 persen.
Survei SMRC ini menunjukkan bahwa secara nasional, dari keseluruhan warga yang yang tahu FPI telah dibubarkan, sekitar 59 persen menyatakan setuju dengan pembubaran FPI. Yang tidak setuju 35 persen.
Analisis lebih dalam dilakukan SMRC untuk mengungkap siapa yang mendukung dan tidak mendukung pembubaran tersebut.
Dilihat dari sisi pilihan capres, kecenderungan terkuat untuk menolak pembubaran FPI datang dari warga yang mendukung Anies Baswedan.
Baca juga: Survei SMRC: Pemilih PKS Paling Banyak Tak Setuju Pelarangan HTI, Sementara Terkait FPI . . .
Terdapat sekitar 73 persen dari pendukung Anies yang menyatakan menolak pembubaran FPI.
Sebaliknya, kecenderungan terkuat untuk mendukung pembubaran FPI adalah warga pendukung Tri Rismarini (86 persen) dan Ganjar Pranowo (80 persen).
Dilihat dari sisi partai yang didukung, kecenderungan terkuat untuk menolak pembubaran FPI datang dari warga yang memilih PAN (76 persen), PKS (68 persen), dan PPP (66 persen).
Sebaliknya, kecenderungan terkuat untuk mendukung pembubaran FPI datang dari warga yang memilih PDIP (88 persen), Nasdem (72 persen), dan PKB (70 persen).
Dilihat dari sisi etnik, yang paling kuat menolak pembubaran FPI adalah warga Betawi (80 persen).
Dilihat dari wilayah tempat tinggal, yang terkuat menolak pembubaran FPI adalah warga DKI Jakarta (66 persen). Sementara yang paling kuat mendukung pembubaran FPI adalah warga Jawa Timur (78 persen).
Selain itu, terdapat pula perbedaan dalam hal penilaian mengenai pembubaran FPI atas dasar kepuasan terhadap kinerja Presiden. Sekitar 68 persen warga yang puas dengan kinerja Presiden Jokowi menyatakan mendukung pembubaran FPI, sementara yang tidak setuju hanya 25 persen.
Sebaliknya, 61 persen warga yang tidak puas dengan kinerja Presiden menyatakan tidak setuju dengan pembubaran FPI, sementara yang setuju hanya 32 persen.