"Saat itu Yogas mengatakan 'Mas Harry ada fee yang harus dibayarkan kalau mas mau kerja lagi'. Disampaikan waktu itu Rp 12.500,00, saya katakan wah kalau segitu langsung saya tolak karena saya sampaikan 'mas kalau segitu rasanya terlalu besar karena saya hanya supplier dari Pertani, nanti saya sampaikan dahulu ke Pertani," beber Harry.
Harry lalu menyebut Yogas melarangnya untuk melapor ke PT Pertani (Persero).
"Lalu omongan saya dipotong Yogas, katanya ini bukan urusan ke Pertani, ini urusan kita saja nanti kalau sampai ke BUMN jadi ribet jadi kami tidak sepakat," tutur Harry.
Harry lantas mengatakan bahwa Yogas menawar fee menjadi Rp 10 ribu perpaket.
"Terus saya kembali hitung rasanya kalau Rp10.000 masih oke tetapi saya tanya apa bisa saya minta Rp 1.000,00 karena butuh operasional, jadi disepakati fee Rp 9.000 perpaket," ujar Harry.
Harry kemudian akhirnya secara rutin memberikan fee bila diminta.
"Pemberian pertama di Kemensos itu setelah tahap 6, tidak setiap tahap untuk meminimalkan risiko," kata Harry.
Baca juga: Bansos Tunai Rp 300 Ribu Tahap 3 di Jakarta Sudah Cair, Langsung Ambil di ATM Bank DKI Terdekat
"Kok, mau kasih uang?" tanya jaksa.
"Awal-awal itu Pertani selalu dapat paket dan disampaikan dahulu sama Mas Yogas nanti dapat sekian dan benar dapat, lalu tahap 7-12 pernah berkurang lalu saya complaint kepada Pak Joko kok kuota berkurang padahal tidak segitu, jadi saya mengadu kepada Yogas, lalu setengah jam sudah selesai sesuai dengan kesepakatan," jawab Harry.
"Jadi, Yogas sesakti itu?" tanya Jaksa Azis meyakinkan.
"Kesaktian di tahap 1, 2, 5, dan 6 benar, ya, hanya meleset 10.000 atau 20.000. Akan tetapi, saya menolak Yogas disebut sebagai operator Ihsan Yunus, saya tidak tahu juga," jawab Harry.
Agustri Yogasmara alias Yogas diketahui pernah dihadirkan dalam rekonstruksi perkara oleh penyidik KPK sebagai perantara mantan Wakil Ketua Komisi VIII DPR fraksi PDIP Ihsan Yunus.
KPK kala itu menyebut Yogas sebagai operator Ihsan Yunus.
Harry Van Sidabukke yang berprofesi sebagai pengacara dalam perkara ini didakwa menyuap Juliari Batubara senilai Rp1,28 miliar.
Harry diduga memberikan uang untuk memuluskan mendapatkan paket pengadaan bansos sebanyak sebanyak 1.519.256 paket.
Pengadaan paket itu dilakukan melalui PT Pertani (Persero) dan melalui PT Mandala Hamonangan Sude.