News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masyumi Reborn Sambut Baik Wacana Poros Partai Islam: Susahnya Masing-masing Punya Kepentingan

Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahmad Yani

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Masyumi Reborn Ahmad Yani menyambut baik wacana poros partai islam untuk Pemilu 2024.

Bahkan, menurutnya, poros partai islam sudah dibicarakan saat melaunching Masyumi Reborn dan bahkan saat dirinya masih di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dia ingin poros partai islam juga masuk ke ranah legislatif.

Baca juga: PPP Mengaku Tidak Terganggu Kehadiran Partai Masyumi Reborn

"Bahkan kalau bisa membuat fraksi bersama di DPR. Atau kalau tidak bisa membuat fraksi bersama, kita buat aliansi strategis," kata Yani saat dihubungi, Jumat (16/4/2021).

Namun, dirinya memahami gagasan poros partai umat islam ini sulit dilakukan. Dia ingat dulu saat di PPP, gagasan ini pernah dibuat bersama Hasyim Muzadi dan Din Syamsudin.

"Susahnya itu masing-masing punya kepentingan sektoral, kepentingan partai," katanya.

Menurutnya, untuk mengesampingkan ego sektoral di poros partai islam, semua tokoh partai islam harus saling bersilaturahmi.

"Ini harus dibina terus menerus, tidak bisa instan. Kalau instan justru kepentingan sektoral yang muncul. Itu sah-sah saja, tapi kepentingan sektoral harus dirumuskan menjadi kepentingan bersama," katanya.

Baca juga: Ahmad Yani Targetkan Partai Masyumi Jadi Peserta Pemilu 2024

Maka itu, dia meyakinkan kehadiran Partai Masyumi Reborn bukan sebagai ancaman dari partai-partai islam lainnya.

"Mari kita duduk membangun grand koalisi yang besar untuk kepentingan umat. Masyumi akan mendorong itu, dan kami melarang betul untuk memfitnah dan menjelekkan. Partai-partai islam itu sahabat kita dan sparing partner kita," pungkasnya.

Sebelumnya, mengemuka wacana membentuk poros Islam untuk Pemilu 2024.

Wacana tersebut muncul setelah adanya pertemuan antara elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini