TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengungkapkan kekecewaan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait target capaian bebas emisi atau net-zero emission.
KLHK menetapkan proyek ambisius target penurunan emisi di tahun 2070.
Namun diharapkan bisa lebih ambisius lagi mengingat KLHK sebagai vokal poin nasional untuk perubahan iklim dan sebagai satu pintu untuk menetapkan dokumen perubahan iklim.
“Kalau saya bisa jujur, saya bicara sebagai seorang ayah yang memiliki anak 13 tahun yang akan hidup di tahun 2045. KLH yang menyatakan 2070 (target penurunan emisi) itu 20 tahun terlambat dari karbon stok kita. Telat satu generasi. Jadi saya sangat kecewa,” kata Dino di acara webinar "Indonesia Net Zero Summit 2021 yang berkaitan dengan Darurat Perubahan Iklim" pada Selasa (20/4/2021).
Baca juga: KLHK Umumkan Kelahiran Elang Jawa Bernama PRAWARA
Menurutnya, sebagai badan yang menangani perubahan iklim seharusnya KLHK lebih progresif, paling berani dan paling ngotot untuk menurunkan emisi.
Bukan malah menjadi badan yang paling konservatif.
“2070 itu sangat terlambat. Itu pandangan yang sangat birokratis dan tidak visioner. Pandangan yang tidak mengikuti arus perubahan global, ” ujarnya.
Belum lagi suara pemerintah masih belum bulat soal penurunan emisi.
Antara Menko Marinvest Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PPN Suharso Monoarfa dan Menteri LHK Siti Nurbaya masih ada perbedaan mengenai target emisi.
“Tiongkok saja sudah bisa 2060. Bhutan, Argentina, Colombia sudah setuju 2050. Lantas apa yang membuat Indonesia ketakutan,” kata Dino.
“Ini masa depan bangsa Indonesia, kenapa harus ditetapkan oleh sekelompok birokrat yang tidak menunjukkan perhatian yang besar terhadap aspek masalah masa depan iklim Indonesia,” lanjutnya.
Dino berharap target 2070 yang telah dicanangkan ini benar-benar suatu hal yang bisa dipikirkan kembali.
Target net-zero emisi ini dapat dibawa langsung ke Presiden RI, Joko Widodo untuk dibawa ke ranah global kepada para pemimpin dunia.
“Karena yang akan membawa ini Presiden, bukan eselon 1 di KLH, bukan,” ujarnya.