TRIBUNNEWS.COM - Isu reshuffle kabinet masih terus bergulir.
Sejumlah nama digadang-gadang akan masuk Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan pejabat lama.
Namun, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, menegaskan hingga saat ini kepastian mengenai reshuffle hanya akan dilakukan pada dua kementerian.
Dilansir Tribunnews, dua kementerian yang dimaksud Fajdroel adalah kementerian nomenklatur baru, yakni Kementerian Investasi dan Kemendikbudristek.
"Karena sudah disetujui oleh DPR dan DPR sudah menerima alasan yang sesuai dengan alasan yang tercantum di dalam undang-undang 39 tahun 2008 itu."
Baca juga: 12 Nama Diprediksi Jadi Menteri Baru Jokowi, Moeldoko Kabarnya Diganti hingga Mantu Wapres Dipanggil
Baca juga: PROFIL Rapsel Ali, Mantu Wapres Maruf Amin yang Diisukan Jadi Menteri Baru Jokowi
"Untuk pembentukan (Kementerian) itu disebutkan harus memenuhi untuk keperluan efisiensi, efektivitas misalnya begitu, atau untuk keperluan adaptasi terhadap perubahan yang sifatnya global," terang Fadjroel, Kamis (22/4/2021).
Lebih lanjut, Fadjroel mengaku tak tahu apakah ada kementerian lainnya yang juga akan terkena reshuffle.
Termasuk soal siapa saja yang akan mengisi dua pos kementerian baru.
"Mengenai kapan siapa dan kemudian berapa banyak yang akan terjadi perubahan kalau dalam bahasa rakyat lah ya, itu kan artinya cuma Presiden Joko Widodo dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala aja yang tahu," tandasnya.
Terkait ramainya isu reshuffle Kabinet Indonesia Maju, Sekretariat Nasional Jokowi, Dedy Mawardi, menyarankan agar Presiden Joko Widodo buka suara agar tak terjadi kegaduhan.
Menurut Dedy, saat ini terdapat sedikit kegaduhan sejak DPR RI menyetujui dua nomenklatur baru Kementerian dalam Rapat Paripurna, Jumat (9/4/2021).
"Penjelasan langsung dari Presiden agar isu reshuffle gak rame seperti sekarang ini," kata Dedy, Kamis, dilansir Tribunnews.
Meskipun resfhuffle kabinet dilakukan, Dedy meyakini hal ini tidak akan memberi perubahan terhadap kinerja kementerian yang dipimpin menteri baru untuk mewujudkan keinginan Jokowi.
Lantaran menurutnya menjabat sebagai menteri tak hanya mengurusi kementerian semata.
Namun, harus bisa mengubah visi dan misi jaringan birokrasi di bawah menteri agar bisa sejalan dengan visi dan misi Presiden.
Baca juga: HARTA KEKAYAAN Rapsel Ali, Menantu Wapres Maruf Amin yang Diisukan Jadi Menteri Baru Jokowi
Baca juga: PROFIL Suhendra Hadikuntono Dinilai Pantas Gantikan Moeldoko, Pernah Usul Jabatan Presiden 3 Periode
Dedy pun menegaskan reshuffle bukan solusi dari masalah kinerja menteri.
Justru menurutnya bisa menimbulkan masalah hingga menyebabkan jebloknya kinerja.
"Contoh konkret itu seperti apa yang terjadi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kasus hilangnya nama KH Hasyim Ashari dari Kamus Sejarah," pungkasnya.
Meski begitu, Dedy mengungkapkan pihaknya tetap mendukung jika Jokowi merombak Kabinet Indonesia Maju.
Isu Menteri M akan Diganti
Isu menteri berinisial M akan diganti muncul setelah Sekretaris Bidang Sosial dan Kebencanaan DPP PKB, Luqman Hakim, berbicara.
Luqman yang mengatakan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, telah bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyebut menteri berinisial M akan direshuffle.
Meski begitu, ia enggan membeberkan asal informasi yang didapatnya tersebut.
"Dari sumber yang tidak boleh disebut namanya," kata Luqman, Minggu (18/4/2021), dilansir Tribunnews.
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, memberikan tanggapannya saat ditanya soal isu menteri M akan direshuffle.
Baca juga: POPULER Nasional : 2 Tokoh Masuk Calon Menteri Baru | Mendag Kecewa
Baca juga: Ini Daftar Menteri Berkinerja Terbaik Menurut Survei IPS
Mengutip Tribunnews, ia menegaskan segala hal yang berkaitan dengan reshuffle hanya diketahui oleh Presiden.
"Yang tahu hanya Presiden, udah. Jawabanya satu, tentang reshuffle yang tahu hanya Presiden. Titik," tegas Moeldoko usai meninjau Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) di Depok, Jawa Barat, Selasa (20/4/2021).
Ia pun meminta awak media untuk tak bertanya soal reshuffle padanya.
Terkait hal ini, pengamat politik Karyono Wibowo memberikan tanggapan.
Dilansir Tribunnews, ia mengatakan apa yang disampaikan Luqman Hakim belum tentu benar adanya.
Terlebih menteri berinisial M di kabinet Jokowi tak hanya satu atau dua orang.
"Pasalnya, jumlah menteri yang berinisial M cukup banyak di Kabinet Indonesia Maju ini."
"Tidak hanya Moeldoko, Muhadjir Effendi, M Lutfi, dan Mahfud MD, tetapi ada yang lain seperti Muhammad Tito Karnavian dan Muhammad Basuki Hadimuljono," bebernya, Selasa.
Diantara nama-nama yang telah disebutkan, Karyono menilai Moeldoko dan Mahfud MD masih akan dipertahankan.
Sementara M Lutfi dan Muhadjir Effendi menurutnya bisa saja berpotensi digeser ke pos lain.
Baca juga: Kementerian Investasi Diharapkan Punya Peran Fiskal untuk Penuhi Kebutuhan Investor
Baca juga: POPULER Nasional : Nasib Menteri Berinisial M | Hasil Tes Rudal Sukhoi TNI
"Justru saya memprediksi beberapa menteri atau pejabat setingkat menteri yang memiliki nama depan M seperti Moeldoko, Mahfud MD, Muhammad Tito Karnavian, Muhammad Basuki Hadimuljono, masih dipertahankan dalam Kabinet Indonesia Maju."
"Terlepas dari kontroversinya, posisi mereka masih dibutuhkan Presiden Joko Widodo di pemerintahan," tuturnya.
Baca berita Reshuffle Kabinet lainnya
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W/Taufik Ismail/Chaerul Umam/Vincentius Jyestha/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)