Hasanuddin meminta agar kapal selam sejenis yakni KRI Cakra 401sebaiknya digrounded saja dulu .
"Jangan ada lagi korban prajurit," ucapnya.
Selain itu, Hasanuddin juga menyoroti jumlah kru KRI Nanggala 402 yang melebihi kapasitas.
Menurutnya, jumlah kru maksimal kapal selam itu mestinya hanya 38 orang.
“Pada saat hilang kontak KRI Nanggala 402 itu membawa 53 awak, artinya kelebihan beban 15 orang. Ada apa kok dipaksakan? Saya juga mendapat informasi bahwa saat menyelam KRI Nanggala 402 diduga tak membawa oksigen gel, tapi tetap diperintah untuk berlayar," katanya.
Kapal Nanggala 402 dinyatakan hilang kontak pada pukul 03:00 WITA di wilayah utara perairan Bali pada Rabu (21/4) lalu.
Hingga kini kapal selam belum ditemukan sedangkan lama oksigen yang dimiliki oleh kapal selam buatan Jerman hanya hingga pukul 03:00 WITA Sabtu ( 24/4)
Setelah 4 hari pencarian intensif, kemarin Sabtu (24/4) sejumlah benda yang berhasil ditemukan di dekat lokasi tumpahan minyak antara lain pelurus torpedo, pipa pendingin dengan tulisan Korea Selatan, alas yang dipakai oleh ABK untuk salat, solar hingga pelumasan untuk naik turun periskop kapal selam.
Selain itu ditemukan juga sponge untuk menahan panas di dalam lambung kapal sehingga tidak terjadi kondensasi.
"Benda-benda ini diyakini oleh para mantan ABK Kapal Nanggala milik kapal selam Nanggala 402," ungkap Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono ketika memberikan keterangan pers di Lanud Ops Ngurah Rai, Bali, Sabtu (24/4).
Ajak Ibunda Masuk Kapal Selam
Di mata sang Ibu, Letkol Heri dikenal sebagai anak yang penyabar.
Murhaleni (73) ibunda Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian mengatakan, ia terakhir bertemu putranya tahun 2020 lalu.
Saat itu, dengan lulusan Akademi Militer (Akmil) 2004 itu ini baru dilantik sebagai Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402.
"Sempat diajak masuk ke dalam (kapal selam)," kata Murhaleni.
Istri purnawirawan Polri ini mengatakan, Heri termasuk anak yang penyabar dan peduli dengan keluarga.
"Kalau ada apa-apa, dia pasti kontak keluarga di Lampung.
Seperti pas dilantik, dia ngajak kami, sampai diajak masuk ke dalam kapal," kata Murhaleni.
Panglima TNI Ajukan Ini untuk 53 Awak KRI Nanggala
Sebanyak 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 telah gugur, hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Guna tanda penghormatan atau penghargaan kepada seluruh awak kapal selam KRI Nanggala 402 akan diberikan kenaikan pangkat yang akan segera diajukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita akan memberikan satu penghargaaan kepada para prajurit Hiu Kencana KRI Nanggala-402, dan itu akan kami akan ajukan secara berjenjang kepada Bapak Presiden yaitu berupa kenaikan pangkat dan segera kita akan proses," kata Hadi dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (25/4/2021).
Suasana doa bersama di rumah Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402 Letkol Laut (P) Heri Oktavian di Jalan Sahempa Nomor 19, Kompleks Rumah Dinas TNI AL, Kenjeran Surabaya, Minggu malam (25/4/2021). (surya.co.id/febrianto ramadani)
Ia menjelaskan, telah diperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai Bagian KRI Nanggala 402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal MK-11.
Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur.
"Semoga kami dapat meneruskan perjuangan paripurna saudara-saudara sebagai prajurit tentara terbaik Indonesia," ujarnya.
Pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 ini dimulai pada Rabu (21/4/2021) ketika dinyatakan hilang kontak pada pagi hari.
Pukul 03.46 Wita, sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal dari KRI Nanggala-402 yang perlahan mulai menyelam dan tak terlihat.
Padahal seharusnya, periskop masih tetap muncul. Saat itu KRI Nanggala-402 semestinya meminta otorisasi penembakan, tetapi saat dipanggil, tidak ada jawaban.
Sejak pukul 03.46 Wita itu lah, KRI Nanggala sama sekali tidak memberi respons.
Hari itu, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang. Penyebabnya, diduga karena black out atau kehilangan daya listrik.
Dalam kapal selam tersebut disebutkan ada cadangan oksigen hingga 72 jam yang berarti para awak kapal dapat bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) dini hari.
Kemarin, Sabtu, TNI AL menyatakan KRI Nanggala 402 subsunk (tenggelam). Namun, baru hari ini Panglima TNI menyatakan seluruh awak kapal meninggal dunia. (Tribunnews.com)
Baca update tebggelamnya KRI Nanggala