Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komandan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto tak kuasa menahan kesedihan serta kehilangan prajurit di Kapal Selam KRI Nanggala-402.
Iwan lantas bercerita pengalaman bagaimana melewati situasi blackout saat menjadi awak kapal selam KRI Nanggala-402.
Hal itu disampaikan Laksamana Muda Iwan Isnurwanto saat konferensi pers di Mabes AL, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (27/4/2021).
"Saya waktu mengawaki Nanggala pun pernah mengalami hal yang serupa namanya blackout," kata Iwan.
Saat itu, tutur Iwan, situasi blackout terjadi pada tengah malam saat dirinya sedang beristirahat di tempat tidur bertingkat.
Ia pun langsung melompat dari tempat tidur tingkat tiga tersebut Sutuasi saat itu, kata Iwan, Kapal sudah miring sekitar 45 derajat dan kondisi hanya lampu darurat yang menyala.
Baca juga: TNI AL Bantah Isu Liar yang Sebut KRI Nanggala Tenggelam karena Ditembak Kapal Asing
Seketika pula, dirinya bersama awak Kapal lainnya langsung 'merosot' ke bagian buritan Kapal.
Tak sampai disitu, Palaksa KRI Nanggala-420 tahun 2000-2005 ini pun menyebut bahwa Kapal telah terjun ke dasar laut sekitar 90 meter dalam waktu 10 detik saat terjadinya blackout.
"Posisinya adalah yang belakang ini langsung turun sampai (kemiringan,red) 45 derajat bisa lebih, langsung (turun) begini, tidak sampai dengan 10 detik itu (kapal turun,red) sampai dengan 90 meter," tutur Iwan.
Dalam situasi itu, Iwan lalu memerintahkan awak untuk bergerak menuju haluan kapal atau bagian depan kapal dengan merangkak. Karena, posisi Kapal masih dalam kondisi miring 45 derajat.
Ia pun mengaku masih merasakan situasi saat itu yang terjadi di dalam Kapal KRI Nanggala 402.
Baca juga: TNI AL Bantah Kabar KRI Nanggala 402 Tak Pernah Latihan, 3 Tahun Terakhir Aktif Latihan dan Operasi
"Jadi lorong itu kita merangkak, mohon maaf ini, saya merinding," ucap Iwan sembari menghentikan ceritanya.
Ia juga menunjukan lengan tangan kirinya yang disebutkannya masih merinding.
"Semua karena saya pernah mengalaminya, merangkak megang itu pintu-pintu itu sampai ke depan," tutur Iwan.
Iwan pun mengatakan, masalah akhirnya diatasi setelah kepala kamar mesin (KKM) yang saat itu bertugas menghembuskan tangki pemberat pokok dan tangki tahan tekan sehingga kapal selam bergerak naik.
Teryata, blackout terjadi karena ada salah satu sekring (fuse) yang terputus.
"Ada satu fuse yang putus, padahal kita enggak tahu fuse itu di mana.
Tapi karena kecanggihan KKM pada saat itu, langsung bisa ketahuan langsung bisa diperbaiki. Alhamdulillah saat itu," ucap Iwan.
Diberitakan sebelumnya tim pencarian dan penyelamatan (SAR) KRI Nanggala-402 menemukan barang - barang autentik milik kapal selam tersebut di perairan Bali.
Atas temuan ini, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono langsung menaikkan isyarat operasi pencarian dari fase sub-miss atau kapal selam hilang menjadi sub-sunk alias kapal selam dinyatakan tenggelam.
Berkenaan dengan peningkatan isyarat pencarian ini, maka operasi evakuasi medis terhadap para ABK kapal selam KRI Nanggala-402 juga akan disiapkan.
"Dengan demikian, dengan adanya bukti autentik yang diyakini adalah milik KRI Nanggala sehingga pada saat ini kita isyaratkan dari sub-miss, kita tingkatkan menuju fase sub-sunk," kata Yudo dalam konferensi persnya, Sabtu (24/4/2021).
"Di mana fase sub-sunk nanti kita siapkan evakuasi medis terhadap ABK yang kemungkinan masih selamat. Demikian dengan tim gabungan SAR masih terus berjuang," sambungnya.