TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia perlu belajar dari kondisi lonjakan kasus virus covid-19 yang sangat drastis di India.
Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia(UI) Erlina Burhan mengatakan meskipun banyak yang menyalahkan adanya varian baru di India yang menyebabkan pelonjakan kasus baru Covid-19, akan tetapi perlu memikirkan kemungkinan penyebab lain.
Ia mengatakan, di India banyak dilakukan kumpul massa sejak Maret dan April, baik dalam bentuk kampanye politik, pertandingan kriket dengan hanya sedikit penonton yang menggunakan masker, hingga festival keagamaan Kumbh Mela yang dihadiri jutaan orang.
Kegiatan keagamaan lain seperti haji di Saudi Arabia dan perayaan tahun baru di China sudah melakukan pembatasan jumlah orang yang lebih signifikan dibandingkan dengan Kumbh Mela di India.
"Indonesia harus belajar dari India dengan bersama-sama membatasi diri untuk berkumpul menjelang salah satu cara keagamaan terbesar di Indonesia Idul Fitri," tuturnya, Kamis (29/4/2021).
Ia berharap, masyarakat mampu menahan diri untuk tidak berkerumun sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona.
"Pertemuannya diganti virtual saja. Salamannya dari jauh dan sekarang amplopnya bisa transfer. Kita harus jaga diri membatasi diri agar penyebaran virus ini bisa dikendalikan," pesan dokter RSUP Persahabatan ini.
Baca juga: Irjen Pol Istiono: Titik Penyekatan di Jawa Timur Sudah Siap Antisipasi Pemudik
Wisata Diperketat
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Istiono bakal mengawasi ketat tempat-tempat wisata selama pemberlakuan peniadaan mudik sebagaimana surat edaran (SE) dari Satgas Covid-19.
Pengawasan dilakukan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan meski berwisata.
"Termasuk mobilitas ke tempat wisata ini di Jawa timur hanya wisata di area-area saja, tidak boleh ke luar dari areanya. Di tempat-tempat kabupaten juga menerapkan karantina selama 5 hari bila ditemukan orang-orang yang terjangkit Covid-19. Kita awasi ketat tempat wisata ini," kata Istiono.
Ia mengungkapkan pihaknya mendukung kebijakan pemerintah agar ekonomi tetap berjalan, namun kesehatan juga diperhatikan selama lebaran. Dibukanya tempat juga dikhususkan untuk lokal dengan pengawasan ketat.
"Kita gelar swab antigen gratis di tempat wisata. Jadi ini penting ya, bahwa tempat wisata kita kelola hanya untuk lokal saja. Kalau ada dari luar wilayah itu ya tidak boleh. Nanti akan diatur kebijakan oleh Wali Kota atau Gubernur," ucapnya.
Lebih lanjut, Istiono berharap kesadaran masyarakat untuk turut membantu dalam upaya menekan laju penyebaran Covid-19. Masyarakat diminta untuk tidak mudik terlebih dahulu.