TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan dari masyarakat hingga politisi agar TNI-Polri menumpas tuntas gerakan Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menebar teror kepada masyarakat di Papua terus mengalir.
Meski ada juga yang kontra dengan penumpasan itu atas nama Hak Asasi Manusia (HAM).
Namun, keganasan KKSB yang terakhir dan menewaskan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua Mayjen TNI (Anumerta) I Gusti Putu Danny Karya Nugraha, Minggu (25/4/2021) lalu menimbulkan kegeraman di masyarakat.
Ditambah lagi, anggota KKSB Papua juga melakukan pembunuhan terhadap warga, guru, siswa, dan kepala sekolah, serta membakar sekolah dan rumah kepala suku serta kegiatan teror lainnya.
Baca juga: Menilik Suasana Bandara Ilaga Papua Setelah TNI-Polri Berhasil Pukul Mundur KKB, Ini Foto-fotonya
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Dewan Pimpinan Pusat Peduli Bangsa Nusantara (DPP PBN) Rahmat Bastian mengatakan, butuh intelijen yang lebih kuat dan intelijensia yang lebih gesit hasil gemblengan bertahun-tahun untuk mampu mengantisipasi gerak-gerik KKSB.
Kemudian, lanjutnya, menanggulangi serangan mereka bisa melalui tindakan counter intelligent, counter action yang efektif.
"Sebelum mampu menumpas hingga ke akar-akarnya, lebih baik kita rangkul rakyat di sekitar lokasi agar seksama melihat gerak-gerik KKSB.
Satu hal yang tidak kalah penting, kita harus tingkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di sana selama masa pandemi dan resesi ini agar lebih peduli terhadap aktivitas bela negara yang terjadi di sekelilingnya," sarannya bijak.