"Dia bilang saya tidak punya aplikasi tapi saya ingin mengirimkan paket takjil ke Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul," kata Bandiman saat dihubungi, Selasa (27/4/2021).
Saat itu Bandiman meminta ongkos sebesar Rp 25.000, tapi wanita tersebut justru memberi Rp 30.000.
Anak Bandiman tewas diduga keracunan
Setelah Bandiman menemukan alamat tertuju, dia menyerahkan paket sate tersebut ke alamat penerima.
Namun Tomi menolak menerima karena merasa tidak memesan paket takjil. Tomi juga tidak mengenal dengan Hamid yang tinggal di kawasan Pakualaman.
Bandiman lalu membawa dua kotak itu pulang untuk makanan berbuka puasa. Makanan itu disantap bersama anak dan istrinya.
"Anak saya bilangnya pahit panas dan lari ke kulkas minum," sebut Bandiman.
Lalu saat hendak ambil air minum, Naba Faiz Prasetya (8), anak Bandiman mendadak tersungkur. Tidak lama setelah itu, Titik Rini, istri Bandiman, muntah.
Bandiman sempat membawa anaknya itu ke rumah sakit, namun nyawa Naba tak tertolong.
Mengandung Potassium Sianida
Mengutip dari Tribun Jogja, hasil pemeriksaan laboratorium menyatakan, sate beracun yang membunuh anak Bandiman positif mengandung potassium sianida.
Sisa sate beracun tersebut diperiksa di Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan (Dinkes) DI Yogyakarta.
Ahli Forensik Universitas Gadjah Mada (UGM), dr Lipur Riyantiningtyas BS SH SpF mengungkapkan, potasium sianida adalah jenis racun yang banyak beredar bebas.
Biasanya, racun itu digunakan sebagai obat hama atau tikus.