TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memuji Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengenai terobosannya untuk dunia pendidikan Indonesia.
Pujian itu terjadi saat Presiden dan Nadiem hadir dalam diskusi siniar atau podcast untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional pada 2 Mei 2021 kemarin.
Dalam podcast yang diunggah Youtube Sekretariat Presiden, Jokowi awalnya menyampaikan keinginannya terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia.
Baca juga: Saat Jokowi Podcast dengan Nadiem Makarim Bahas Soal Pendidikan
"(Saya ingin) Pendidikan untuk semua, artinya inklusif. Sampai ke pinggiran, sampai ke pelosok desa Tanah Air. Tapi pendidikan yang berkualitas, yang kompetitif."
"Dua-duanya harus berjalan bersamaan. Ini kan yang saya tugaskan ke Mas Menteri," kata Jokowi kepada Nadiem pada Minggu (2/4/2021).
Selain tentang pemerataan dan kualitas pendidikan, Jokowi juga menyinggung tentang digitalisasi sekolah.
Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 yang mengharuskan para siswa melakukan pembelajaran jarak jauh bisa membuat digitalisasi dipercepat.
Kemudian, Jokowi menanyakan bagaimana proses pembelajaran jarak jauh kepada Nadiem, sejauh ini.
Nadiem pun menjawab, proses pembelajaran jarak jauh masih banyak menemui kendala.
Di antaranya seperti kendala kepemilikan gadget hingga koneksi internet.
Baca juga: Nadiem Makarim Komitmen Perbaiki 4 Hal Terkait Pendidikan di Indonesia
Namun, kata Nadiem, justru hal ini membuat sebagian guru, siswa dan orang tua semakin akrab dengan platform digital.
"Jadi ini kesempatan emas bagi kita untuk ikuti perkembangan dan menggunakannya untuk transformasi pendidikan (hybrid)."
"Walaupun anak sudah kembali ke sekolah, tapi berbagai platform teknologi akan meningkatkan kolaborasi guru, orang tua, murid dengan cara yang belum bisa kita prediksi. Tapi kesempatannya banyak," kata Nadiem.
Lebih lanjut, Jokowi pun menanyakan, apakah Nadiem sudah memiliki terobosan untuk meningkatkan pemerataan dan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Jadi, sudah ada terobosan-terobosan ke sana?" tanya Jokowi.
Nadiem menjawab dengan tegas sudah ada terobosan yang ia lakukan.
Ia menjelaskan, digitalisasi sekolah akan menjadi fokus utama dalam program merdeka belajar.
Baca juga: Nadiem: Orang Tua Berperan Edukasi Anaknya Soal Protokol Kesehatan Saat PTM Terbatas
Tetapi, mantan bos Go-jek itu juga menyebut sudah ada beberapa program yang diluncurkan di masa pandemi.
Seperti mengubah Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN), yang mana para siswa akan dinilai berdasarkan kemampuan literasi dan numerasi.
Selain itu, para siswa juga akan mengikuti survei karakter dalam asesmen tersebut.
"Pertama kalinya di sejarah kita, Pak Presiden, kita akan menambah survei karakter, di mana nilai-nilai Pancasila akan bisa kita ukur dan kita kuantifikasi per sekolah," ujar Nadiem.
Adapun, dalam survei itu, Nadiem menjelaskan isu-isu seperti intoleransi, kekerasan seksual hingga, perundungan atau bullying bisa dipetakan per sekolah-sekolah.
Setelah menjelaskan program tersebut, Jokowi pun memuji dan mengapresiasi langkah Nadiem.
"Wah, bagus sekali, bagus sekali," kata Jokowi.
Baca juga: Nadiem: Perbaiki Sistem Pendidikan Bukan Pekerjaan Mudah
Menurut Nadiem, program ini sudah sesuai dengan harapan Jokowi dalam mengelola Pendidikan di seluruh Indonesia.
Sebab, program tersebut menjadi lompatan dari harapan Jokowi untuk melakukan digital goverment.
"Jadi ini salah satu program big data pertama kita."
"Pak Presiden selalu menagih saya mengenai melakukan digital government, jadi ini step pertama kita, Pak," terang Nadiem.
Hardiknas 2021, Nadiem Dorong Pendidikan Bangkit dari Covid-19
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Anwar Makarim mendorong kebangkitan pendidikan Indonesia dari kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Hal itu ia sampaikan saat memberikan sambutan di upacara Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diselenggarakan di kantor Kemendikbud, Jakarta, Minggu (2/5/2021).
"Hari ini kita bangkitkan semangat untuk menyongsong lembaran baru pendidikan Indonesia," kata Nadiem.
Tahun ini merupakan merupakan tahun kedua kalinya Indonesia memperingati dan merayakan Hari Pendidikan Nasional di tengah suasana pandemi Covid-19.
Pria yang akrab dipanggil Mas Menteri itu tak menampik masa pandemi covid-19 tidaklah mudah bagi semua elemen dalam dunia pendidikan seperti bagi para pendidik, pelajar, orang tua.
Namun ia berharap pada hari Iahir Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara, sekaligus hari penting bagi pendidikan nasional ini, semua mengesampingkan sejenak segala kesulitan.
Pendidikan di Negara Kesatuan Republik Indonesia menurutnya haruslah menuju arah lahirnya kebahagiaan batin serta keselamatan hidup.
"Esensi mendasar pendidikan haruslah memerdekakan kehidupan manusia,"kata Nadiem.
Nadiem mengajak masyarakat menjiwai dan menghidupkan kembali buah pemikiran Ki Hajar agar lekas tercipta pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia, serta terwujudnya kemerdekaan belajar yang sejati.
(Tribunnews.com/Maliana/Larasati Dyah Utami)
Berita lain terkait Hari Pendidikan Nasional