TRIBUNNEWS.COM - Pendidikan menjadi salah satu komponen investasi yang menentukan masa depan dan kemajuan peradaban bangsa. Dalam meraih tujuan tersebut tentu tidak terlepas dari peranan para pemuda terbaik bangsa yang turut berpartisipasi membangun negeri ini.
Kontribusi dalam upaya memajukan pendidikan bangsa ini dilakukan oleh anak muda yang menjadi pembicara dalam Inspiranation with 12th SATU Indonesia Awards 2021 dengan tema “Pendidikan Pilar Kekuatan Bangsa” yang diadakan oleh Astra berkolaborasi dengan Young On Top, Jumat(7/5/2021).
Mereka adalah Alena Wu seorang penyanyi sekaligus pendiri Alena Sahabat Anak (ASA) dan penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 bidang pendidikan “Pendongeng Kreatif untuk Anak Maluku”, yakni Eklin Amtor de Fretes serta turut hadir Prof. Fasli Jalal, Rektor Universitas YARSI & Guru Besar Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta yang juga merupakan juri SATU Indonesia Awards ke-12.
Dalam webinar tersebut Alena bercerita tentang kontribusi dalam membekali pendidikan anak tak mampu yang sudah dijalankan sejak tahun 2009. Kini ASA telah membekali pendidikan kepada ratusan anak-anak.
Penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 Bidang Pendidikan Eklin Amtor de Fretes, “Pendongeng Kreatif untuk Anak Maluku” bercerita tentang pesan perdamaian, yakni pluralisme dan toleransi, bersama dengan bonekanya yang bernama Dodi (Dongeng Damai).
“Saya mendongeng dengan pendidikan karakter yang kontekstual. Disesuaikan dengan keberadaan dan kebutuhan anak-anak yang menerima pendidikan karakter melalui dongeng-dongeng,” tutur pria yang belajar berdongeng lewat YouTube tersebut.
Prof. Fasli Jalal merespons positif kontribusi yang dilakukan Eklin & Alena apalagi dalam dunia pendidikan. “Tujuan pendidikan lebih dari sekedar agar memperoleh pekerjaan. Hal penting lainnya yaitu untuk membangun karakter dan juga membantu kemajuan bangsa karena kekuatan masa depan bangsa terletak di tangan masyarakat yang berpendidikan,” ujarnya.
Pendongeng kreatif untuk anak maluku
Youth Interfaith Peace Camp merupakan sebuah program untuk berbagi tentang nilai perdamaian dan menghidupkan perdamaian lewat kreativitas dan keseharian hidup yang didirikan oleh Eklin Amtor de Fretes. Sebanyak 90 pemuda lintas iman di Maluku (Islam, Kristen, Katholik, Agama Suku Nuaulu) telah mengikuti Youth Interfaith Peace Camp.
Setelah membuat program ini, Eklin mulai berdongeng untuk menyampaikan pesan terkait pendidikan perdamaian bagi anak-anak kecil di Maluku guna melawan cerita-cerita konflik yang membawa segregasi wilayah di Maluku melalui Dongeng Damai atau Dodi seperti nama dari boneka yang ia gunakan sebagai alat peraga dalam berdongeng.
Hebatnya lagi pada tahun 2019, Eklin membuat program baru yaitu Belajar di Rumah Dongeng Damai yang di dalamnya berisikan pelajaran Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, dan kelas seni. Hal ini rutin dilakukan untuk anak-anak di daerah Maluku agar anak-anak dapat mendongeng dengan berbagai bahasa sambil melakukan seni.
“Mengajarkan ilmu tidak melulu soal akademis namun juga nilai positif yang bisa diajarkan sedari dini. Harapannya agar dongeng bisa tetap hidup tidak hanya menjadi media pendidikan tapi khususnya dapat menghidupkan nilai dan merawat perdamaian di Maluku,” tegasnya.
Semangat Eklin dalam memajukan dunia pendidikan dan merawat perdamaian sejalan dengan cita-cita Astra untuk Sejahtera Bersama Bangsa dan tujuan empat SDGs, yakni Pendidikan Berkualitas.