Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YERUSALEM—Korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza naik menjadi 181 orang, termasuk 31 wanita dan 52 anak-anak hingga pada Minggu (16/5/2021).
Meskipun dunia internasional menentang serangan mematikannya, Israel melanjutkan serangannya di Gaza pada Sabtu malam hingga Minggu.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan 26 warga Palestina, termasuk 10 wanita dan delapan anak-anak, kehilangan nyawa mereka dalam serangan yang dilakukan Oleh Israel sejak tengah malam.
Sementara jumlah korban luka-luka mencapai 1.225 orang.
Sementara itu, Enver Ataullah, petugas hubungan Arab dan Turki di kementerian itu, mengatakan kepada kantor berita Anadolu bahwa serangan itu menyebabkan kehancuran besar.
Baca juga: Iran Dituding Bantu Hamas, Kenapa Negara Arab Justru Banyak Diam dalam Konflik Israel-Palestina?
Ketegangan menyebar dari Yerusalem Timur ke Gaza setelah kelompok-kelompok perlawanan Palestina di sana bersumpah akan membalas serangan Israel di Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah, jika mereka tidak dihentikan.
Sebelumnya seperti dilansir dari Arab News, Jumat (14/5/2021), setidaknya 119 orang tewas di Gaza, termasuk 31 anak-anak dan 19 wanita, dan 830 lainnya terluka dalam konflik saat ini, demikian dilaporkan pejabat medis Palestina.
“Korban tewas di Israel adalah delapan orang, seorang tentara yang berpatroli di perbatasan Gaza, enam warga sipil Israel - termasuk seorang wanita lanjut usia yang jatuh dalam perjalanan ke tempat penampungan pada hari Jumat dan dua anak- dan seorang pekerja India,” kata otoritas Israel.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan pasukan darat telah mengambil bagian dalam serangan pra-fajar selama 40 menit, tidak ada yang menyeberang ke Jalur Gaza, di tengah konflik yang telah memasuki hari kelima tanpa tanda-tanda mereda.
Baca juga: Di Tengah Meningkatnya Korban Tewas, DK PBB Minta Israel dan Palestina Menahan Diri
Pejabat kesehatan di Gaza utara mengatakan seorang wanita dan ketiga anaknya tewas selama operasi Israel dan jenasah mereka ditemukan dari puing-puing rumah.
“Rentetan roket ke Israel selatan dengan cepat dibalas dengan serangan Israel,” kata juru bicara Israel yang seraya menambahkan serangan itu termasuk artileri dan tembakan tank dari dalam wilayah Israel.
Pertempuran paling serius antara Israel dan Paletina di Gaza sejak 2014 itu dimulai pada hari Senin setelah kelompok Hamas yang berkuasa di Palestina menembakkan roket di Yerusalem dan Tel Aviv sebagai pembalasan atas bentrokan polisi Israel dengan warga Palestina di dekat masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Di bagian utara dan timur Gaza, suara tembakan artileri dan ledakan bergema lebih awal pada hari Jumat pagi. Saksi mata mengatakan banyak keluarga yang tinggal di dekat perbatasan meninggalkan rumah mereka, beberapa mencari tempat berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola PBB.
Seorang juru bicara militer Israel, Letkol Jonathan Conricus, mengatakan 160 pesawat serta unit artileri dan lapis baja ambil bagian dalam operasi terbesar terhadap target tertentu sejak pertempuran dimulai.
"Yang kami targetkan adalah sistem terowongan yang membentang di bawah Gaza, sebagian besar di utara tetapi tidak terbatas dan merupakan jaringan yang digunakana jaringann Hamas untuk bergerak, bersembunyi, berlindung," katanya dalam pengarahan kepada wartawan asing.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Kamis operasi "akan membutuhkan lebih banyak waktu." Para pejabat Israel mengatakan Hamas, kelompok militan Gaza yang paling kuat, harus ditangani agar memberikan pukulan jera yang kuat sebelum gencatan senjata.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyerukan pada hari Kamis agar dua pihak melakukan de-eskalasi kekerasan dan ingin melihat pengurangan yang signifikan dalam serangan roket.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendesak komunitas internasional untuk memberikan pelajaran kepada Israel, yang terus melkukan serangan kepada warga Palestina di Yerusalem dan Gaza.
Erdogan menyatakan Turki tengah berusaha membuat komunitas internasional untuk memberikan pelajaran kepada Israel, "yang tidak memiliki hukum, keadilan dan hati nurani."
Hal itu disampaikan Erdogan saat berbincang melalui sambungan telepon dengan Priden Nigeria Muhammadu Buhari pada Kamis (13/5/2021) malam waktu setempat, seperti dilansir Kantor berita Anadolu, Jumat (14/5/2021).
Dua pemimpin membahas sikap internasional yang diperlukan terhadap Israel dalam menanggapi serangan tidak manusiawi terhadap Palestina.
Erdogan mengatakan ia mengharapkan Nigeria untuk menunjukkan solidaritas dengan rakyat Palestina di tengah serangan terbaru Israel di Yerusalem dan Gaza.
Dia menggarisbawahi bahwa dia mengharapkan Nigeria untuk menunjukkan solidaritas dengan Palestina dalam tujuan yang sah ini. (Anadolu/ Arab News/AFP/Reuters/Alarabiyah/Channel News Asia)