Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mendorong peningkatan kapasitas produksi vaksin di pertemuan virtual yang ke-4 COVAX AMC Engagement Group (EG), Senin (17/5/2021).
Dalam pertemuan dibahas mengenai keterlambatan pasokan vaksin untuk vaksin Covax facility.
Vaksin AstraZeneca yang diproduksi oleh SII (India) terkirim sekitar 18 persen, dan produksi vaksin AZ oleh SK Bio (Korsel) terkirim 50 persen dari komitmen awal.
Baca juga: Vaksinasi Gotong Royong Dimulai, Satgas: Segera Laporkan Jika Ada KIPI
Situasi ini diharapkan akan membaik pada akhir tahun dengan bertambahnya komitmen dari beberapa produsen vaksin lain dan dengan bertambahnya vaksin yang memperoleh Izin Penggunaan di Masa Darurat (EUL) dari WHO.
“Upaya melipatgandakan kapasitas produksi vaksin termasuk dengan menghapuskan (waive) hak paten vaksin sangat krusial dalam upaya melawan pandemi,” tegas Retno dalam pernyataannya.
Hingga saat ini COVAX Facility telah memegang komitmen suplai untuk 1,7 miliar dosis, dari total kebutuhan 2 miliar dosis untuk didistribusikan di tahun 2021.
Sejauh ini, 67,3 juta dosis telah dikirim oleh COVAX Facility ke 124 negara.
Baca juga: Vaksin Novavax dan Pfizer Diperkirakan Tiba di Indonesia pada Juni - Juli 2021
Dari keseluruhan jumlah negara yang dijadwalkan menerima vaksin hingga Juni 2021, 85 persen diantaranya telah menerima pengiriman pertama.
Menlu RI menekankan bahwa ditengah mengganasnya pandemi Covid-19, ketidaksetaraan distribusi vaksin di tingkat global masih besar.
Hanya 0,3 persen dari suplai vaksin yang tersedia saat ini dikirimkan ke negara berpenghasilan rendah.
“Diperlukan langkah segera untuk dapat memastikan akses setara kepada vaksin, karena tidak ada negara yang dapat sepenuhnya bebas dari Covid-19, selama masih ada negara lain yang terjangkit”, tutur Menlu.
Pertemuan juga membahas opsi cost-sharing vaksin melalui COVAX Facility, dimana negara berpenghasilan rendah-menengah yang berada dalam AMC (Advance Market Commitment) dapat membeli tambahan dosis vaksin, diluar alokasi vaksin gratis yang dijanjikan untuk 20 persen penduduk negara-negara AMC.
Terkait pendanaan, dari total 8,3 miliar dolar AS yang dibutuhkan, saat ini telah terkumpul 6,6 miliar dolar AS.
Ini merupakan perkembangan positif dan diharapkan sisanya akan segera dapat terpenuhi di waktu kedepan khususnya saat Pertemuan AMC Summit yang akan diselenggarakan bersama Gavi dan Pemerintah Jepang pada Juni 2021 mendatang.
AMC Summit ini memiliki arti strategis dalam rangka mengumpulkan dukungan dan kontribusi untuk menutup kekurangan pendanaan sekitar 2 miliar dolar AS dan juga memobilisasi dukungan pemimpin dunia terhadap kerja Covax Facilities.
Mengenai upaya meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin, pertemuan menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif tidak hanya Pemerintah di seluruh tingkatan, tapi juga dukungan berbagai lapisan masyarakat.
COVAX Facility adalah inisiatif kolaborasi global terkait vaksin COVID-19 yang terbesar saat ini untuk mendistribusikan vaksin ke secara gratis. Misinya adalah memastikan distribusi yang setara terhadap vaksin yang aman, berkualitas, dan terjangkau untuk semua.
Lewat skema ini, Indonesia telah mendapatkan 6.410.500 dosis vaksin jadi AstraZeneca dan akan terus bertambah.
Menlu Retno memimpin pertemuan virtual yang ke-4 COVAX AMC Engagement Group (EG), bersama dengan Menteri Kesehatan Ethiopia Lia Tadesse dan Menteri Pembangunan Internasional Kanada,Karina Gould.