News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penanganan Covid

[Hoaks] Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet Karena Koin Bisa Nempel pada Lengan Bekas Suntikan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hoaks vaksin covid-19 mengandung magnet.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Beberapa hari terakhir beredar sebuah postingan di media sosial yang mengklaim bahwa Vaksin Covid-19 memiliki microchip magnetik.

Dalam postingan tersebut, seorang wanita memperlihatkan lengannya memiliki reaksi magnet setelah menerima vaksin Covid-19.

Hal tersebut ditunjukkan dengan meletakan magnet di tempat Ia menerima vaksin dan terlihat magnet tersebut langsung menempel.

Sementara, ketika Ia melakukan hal yang sama pada lengannya yang lain, magnet tersebut akan jatuh.

Di akhir video, wanita tersebut memperingatkan agar tidak melakukan vaksinasi.

Berdasarkan hasil penelusuran, kompilasi video dengan klaim serupa banyak beredar di berbagai platform media sosial.

Baca juga: Kemenkes Lanjutkan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Bets CTMAV547 Dalam Program Vaksinasi Nasional

Pemeriksa fakta independen di lingkup internasional seperti Lead Stories, USA Today, AFP United States, dan Factcheck.org telah membantah klaim tersebut berdasarkan hasil penelusuran dan klarifikasi dari institusi resmi di bidang kesehatan.

Melansir dari AFP, para ahli medis mengatakan bahwa video tersebut tidak lebih dari teori konspirasi yang termasuk ke dalam kategori disinformasi tentang virus Covid-19.

“Tidak, medapatkan vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan lengan Anda menjadi magnet. Ini tipuan, jelas dan sederhana,” jelas Dr. Stephen Schrantz, Spesialis Penyakit Menular di University of Chicago Medicine.

Hal ini didorong kuat oleh pernyataan Dr. Thomas Hope, peneliti vaksin dan profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern.

Ia menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang menjaga PH.

Sehingga tidak ada bahan apapun yang dapat berinteraksi dengan magnet.

Menurut lembar fakta yang disediakan oleh otoritas kesehatan di AS dan Kanada dijelaskan bahwa tidak ada jenis vaksin Covid-19 yang memiliki bahan berbasis logam.

Selain itu, berdasarkan penelurusan USA Today, klaim vaksin Covid-19 mengandung microchip magnetik berasal dari teori konspirasi yang mengklaim salah satu pendiri Microsoft, Bill Gates, berada di balik skema global untuk secara diam-diam menanamkan microchip dan melacak miliaran orang.

Menanggapi hal tersebut Gates telah berulang kali membantah dan tidak ditemukan bukti untuk mendukungnya.

Meskipun apotek, rumah sakit, lembaga kesehatan, dan penyedia swasta menggunakan catatan kesehatan elektronik dan databese berbasis digital lainnya untuk melacak siapa saja yang sudah diimunisasi, tetapi tidak ada teknologi serupa microchip magnetik yang melekat pada vaksin mana pun.

Para ahli mengatakan reaksi magnetis sebagai efek samping vaksin sama sekali tidak berdasar.

Dengan demikian, klaim bahwa vaksin Covid-19 memiliki microchip magnetik adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

Kandungan vaksin

Dr. Thomas Hope, peneliti vaksin dan profesor biologi sel dan perkembangan di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern, menjelaskan bahwa vaksin Covid-19 pada dasarnya terdiri dari protein dan lipid, garam, air, dan bahan kimia yang menjaga PH.

Sehingga tidak ada bahan apapun yang dapat berinteraksi dengan magnet.

Selain itu, otoritas kesehatan di AS dan Kanada menegaskan bahwa tidak ada jenis vaksin Covid-19 yang memiliki bahan berbasis logam.

Adapun sebab logam menempel pada lengan bekas suntikan vaksinasi, sebagaimana yang ditunjukkan pada video Rachy, dimungkinkan karena kelembapan permukaan kulit, sehingga benda tersebut mampu menempel.

Sedangkan klaim tubuh dapat tersambung ke bluetooth, juga tidak mungkin.

Vaksin terdiri dari sejumlah bahan kimia yang tidak bisa mentransmisikan gelombang radio dari jarak pendek.

Adapun kode-kode yang ditunjukkan pada foto adalah alamat MAC (Media Access Control).

Kode 12 karakter yang terpampang merupakan hasil identifikasi dari perangkat keras yang sudah terkoneksi satu sama lain.

Semua perangkat elektronik seperti ponsel, laptop, konsol game, bahkan mesin cuci ber-WiFi, memiliki pola kode seperti itu.

Melansir dari Fullfact.org, saat pihaknya melakukan penelusuran untuk mengetahui AC dan EC berasal, ditemukan bahwa kode “EC”, yang diklaim sebagai vaksin ibunya, sebenarnya adalah produk dari perusahaan Logitech, yang membuat aksesori nirkabel, dan kode “AC” adalah produk yang dibuat oleh perusahaan bernama Chongqing Fegui Electronics, yakni produsen sejumlah perangkat elektronik, seperti pemutar video, laptop, dan printer.

Kode bluetooth yang tersambung pada perangkat elektronik Rachy Rach dimungkinkan berasal dari perangkat elektronik lainnya, entah itu laptop, komputer, atau smartphone yang ada di dekatnya.

Berdasarkan hasil penelusuran, dapat disimpulkan bahwa klaim Rachy Rach adalah hoaks dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

Di Facebook Rachy Rach  membagikan postingan video dengan disertai narasi yang menyatakan bahwa, nenek dan ayahnya memiliki daya magnet setelah disuntik vaksin COVID-19, AstraZeneca dan Pfizer.

Tidak hanya itu, ia juga mengklaim ayah dan ibunya bisa tersambung ke bluetooth setelah disuntik vaksin.

Rachy menyertakan video untuk membuktikan klaimnya tersebut.

Dalam videonya memperlihatkan sebuah benda logam yang berhasil menempel pada lengan bekas suntikan vaksin

Dia  juga menyertakan foto yang menunjukkan kode bluetooth yang ia percaya adalah kode dari orang tuanya.

Postingan Rachy beredar di tengah kegiatan vaksinasi yang telah dilakukan banyak negara untuk menghentikan pandemi COVID-19.

Sumber: covid19.go.id/tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini