Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengenakan baju adat dari Madura, Pesa’an, pada upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (1/6/2021).
Yaqut mengenakan baju dan celana hitam yang dipadu dengan kaus bergaris merah putih dengan balutan odheng di kepala dan selempang batik merah di pundak kanannya.
Dia mengaku sengaja memilih baju adat suku Madura karena menilai pakaian tersebut mudah dipakai sekaligus kaya akan nilai filosofinya.
Baju adat Pesa’an, menurut Yaqut, adalah paduan sederhana antara baju, celana dan kaus bergaris. Untuk mendapatkannya juga bukan hal sulit karena banyak dijual di toko, pasar atau mal.
Baca juga: Jansen Sitindaon: Jangan Gunakan Pancasila untuk Singkirkan Lawan Politik & Alat Pembenar Pemerintah
“Dari kemudahan mendapatkannya itu saya menilai bahwa baju adat Pesa’an ini adalah melambangkan makna kesederhanaan."
"Artinya, siapapun bisa membeli untuk dipakai dengan harga yang tidak mahal."
"Ini juga melambangkan sikap apa adanya orang Madura,” ujar Yaqut melalui keterangan tertulis, Selasa (1/6/2021).
Baca juga: Ini Pesan dari Masyarakat Pancasila di Titik Nol KM Indonesia Sota Merauke
Selain mudah untuk mendapatkannya, alasan Yaqut memakai baju Pesa’an adalah karena di dalamnya melambangkan kegigihan.
Ini ditandai dengan warna dominan hitam di baju adat ini.
"Kita semua tahu bahwa hitam umumnya kita maknai sebagai sifat yang gagah berani dan pantang menyerah atas berbagai rintangan yang datang, terutama saat pandemi Covid-19 ini," ungkap Yaqut.
Selain itu, ada filosofi lain dalam baju adat ini yakni pentingnya bersikap tegas dan memiliki semangat juang yang tinggi.
Hal itu tercermin dalam balutan kaus belang yang berwarna hitam merah atau merah putih. Ketegasan juga tercermin dalam warna merah, biru dan kuning yang terpadu dalam motif batik Madura.
Bahkan odheng atau penutup kepala kecil yang dikenal dengan sebutan tongkosan juga mengandung filosofi kuat.