Pada tongkosan ini terdapat lipatan sedemikian rupa yang membentuk alif, huruf pertama hijaiyah.
Huruf alif ini juga banyak orang mengkiaskan dengan makna teguh dan jujur.
Artinya, orang suku Madura berupaya menyeimbangkan antara pikiran, perkataan dan perbuatan.
“Lambang-lambang ini hakikatnya mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif dan ditransformasikan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Yaqut.
Menurutnya, pemakaian baju adat saat peringatan Hari Lahir Pancasila ini penting sebagai momentum untuk membangkitkan rasa kebanggaan sekaligus persatuan bangsa.
Dia menilai dari baju-baju adat tiap wilayah di Tanah Air hakikatnya terkandung makna yang kuat sebagai potret kedaerahan sekaligus ajaran kehidupan.
“Demikian juga Pancasila yang merupakan rumusan luhur bangsa ini awalnya digali dari sendi-sendi kehidupan bangsa dan kemudian dijadikan dasar negara demi terwujudnya persatuan dan peradaban yang baik,” kata Yaqut.
Jadi Inspektur Upacara Hari Lahir Pancasila, Jokowi Kenakan Baju Adat Tanah Bumbu Kalsel
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi inspektur upacara Hari Lahir Pancasila, yang dilakukan secara virtual, pada Selasa (1/6/2021). Presiden mengikuti upacara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Meski Presiden mengikuti secara virtual, upacara peringatan hari lahirnya Pancasila tersebut dilakukan di Halaman Kementerian Luar Negeri tepatnya di depan Gedung Pancasila. Upacara dimulai sekitar pukul 07.50 WIB.
Presiden mengenakan pakaian adat dari Kalimantan Selatan, tepatnya dari wilayah Tanah Bumbu.
Presiden tampak mengenakan jas hitam dengan ornamen emas di bagian dada kiri dan kanan, serta penutup kepala berwarna hijau.
Baca juga: Sejarah Hari Lahir Pancasila: Proses Perumusan Pancasila hingga Ditetapkan Hari Libur Nasional
Sejumlah pejabat hadir secara virtual dalam upacara tersebut di antaranya yakni, Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Juga para Menteri Kabinet Indonesia Maju (KIM), dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri.
Dalam rangkaian upacara tersebut, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo membacakan teks Pancasila, kemudian Ketua DPR RI Puan Maharani membacakan teks UUD 1945.
Pembacaan doa dalam upacara tersebut dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.