Ia kemudian menyinggung soal kesediaan Prabowo pada Pilpres 2019 lalu.
"Kalau mengacu pada 2019, Pak Prabowo pada akhirnya setelah rekan-rekan menyampaikan keinginan tersebut, pada akhirnya mau menerima setelah menilai situasi dan kondisi politik terakhir," ungkap dia.
Habiburokhman mengatakan, Partai Gerindra belum menentukan calon wakil presiden.
Pihak partai kini fokus untuk mengantarkan Prabowo Subianto sebagai capres di Pilpres 2024.
Baca juga: Siapa yang Lebih Pantas Diusung PDIP Jadi Capres 2024, Ganjar atau Puan? Berikut Kata Para Pengamat
"Soal siapa calon wakil presidennya, kami belum membahas," ujarnya.
"Saat ini kami lebih konsentrasi memastikan Partai Gerindra ini berpolitik mampu mengantarkan Pak Prabowo sebagai capres yang kompetitif pada 2024 dan akhirnya terpilih."
"Jadi kami melakukan pembangunan partai, perapian organisasi dari tingkat paling bawah sampai dengan tingkat paling atas," beber Habiburokhman.
Baca juga: Gerindra Ungkap PDIP Ingin Capreskan Prabowo, Ganjar Pranowo Pasrah ke Megawati
Strategi PKB
Masih dari Tribunnews.com, dinamika politik menyambut Pemilu 2024 semakin menghangat belakangan ini.
Jika sebelumnya ada gagasan Poros Partai Islam, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menawarkan konsep koalisi atau poros baru dengan istilah Poros Harapan Baru.
Wakil Ketua Umum DPP PKB Bidang Pemenangan Pemilu Jaziliul Fawaid mengatakan, kepemimpinan nasional ke depan harus bisa memberikan harapan baru di tengah krisis multidimensi akibat pandemi Covid-19.
”Kalau bicara soal poros, apapun jenis porosnya PKB akan gunakan nama Poros Harapan Baru. Kita ingin kedepan ini ada sesuatu yang baru, sesuatu yang memberikan harapan baru di tengah pandemi, memberikan solusi di atas semua krisis,” ujar Gus Jazil–sapaan akrab Jazilul Fawaid, Selasa (1/6/2021).
Menurutnya, pascapandemi Covid-19, Indonesia mengalami berbagai krisis mulai krisis kesehatan, ekonomi dan lainnya yang membutuhkan penanganan dan perhatian serius dari seluruh elemen bangsa.
”Itulah mengapa kita perlu ada harapan baru bagi masyarakat. Kalau soal figur capresnya siapa, ya nanti kita bahas bersama partai koalisi. Kalau parpol A sepakat, parpol B sepakat, jadi itu barang,” urainya.