TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah mengalami lonjakan serius.
Tercatat sebanyak 196 nakes terpapar Covid-19 dan satu meninggal dunia.
Petugas pemakaman juga kewalahan akibat kurangnya SDM untuk membantu pemakaman jenazah.
Baca juga: Klaster Kerja Bakti di Kelapa Dua Tangerang, 53 Orang Positif Covid-19, Dua RT Langsung Zona Merah
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher berharap pemerintah bergerak cepat mengatasi lonjakan kasus COVID-19 di Kudus.
"Pemerintah harus bergerak cepat untuk menekan laju kasus COVID-19 di Kudus. Seluruh fasilitas kesehatan yang ada di Kudus harus disiapkan menampung pasien. Antisipasi kekurangan tempat tidur di rumah sakit dengan menyiapkan rumah sakit darurat dan meminta dukungan dari rumah sakit di seputar Kabupaten Kudus," ujar Netty, kepada wartawan, Jumat (4/6/2021).
Legislator Dapil Jawa Barat VIII ini menyoroti kurangnya SDM pemakaman jenazah korban Covid-19 sebagai hal yang harus segera ditangani.
"Dari informasi BPBD Kudus, jumlah pemakaman jenazah dengan prokes Covid-19 dalam satu hari bisa mencapai puluhan. Jika kekurangan petugas tentu akan menyebabkan waiting list pemakaman. Jika dibiarkan berlarut-larut, tentu akan terjadi penumpukan jenazah yang sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat," jelas Netty.
"Selain itu, berita dan foto antrian jenazah di pemakaman tentu dapat menjadi psywar tersendiri bagi masyarakat. Pemerintah harus cepat mengatasi hal ini dengan segera menambah SDM," tambahnya.
Baca juga: Napi Kasus Pencabulan Main HP, Aktif Sosial Media, Dirjen PAS Diminta Periksa Petugas Rutan Depok
Netty juga meminta pemerintah agar memperhatikan penegakan PPKM Mikro di Kudus.
Menurut politikus PKS ini, aparat harus dikerahkan untuk memantau penerapan prokes dalam rangka PPKM Mikro.
Selain itu penting pula agar masyarakat dipastikan taat dan disiplin dengan aturan 3M, terutama di tempat-tempat publik.
"Lalai dengan prokes berarti membiarkan diri sendiri dan orang lain terpapar virus. Jangan sampai kita mengalami seperti Malaysia di mana saat ini sudah diberlakukan lockdown kembali," kata Netty.
"Melonjaknya kasus di sana salah satunya karena dipicu pandemic fatigue yang membuat masyarakat Malaysia longgar dan abai prokes. Kita tidak ingin seperti itu, karena tidak ada jaminan lonjakan kasus di Kudus ini tidak merembet kemana-mana. Saya berharap siapapun dari kita tetap waspada bahwa Covid-19 masih terus mengintai," tandasnya.