Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah memastikan jenis vaksin program pemerintah dan Gotong Royong berbeda.
“Vaksin yang digunakan pada program vaksinasi pemerintah dan vaksin Gotong Royong tidak boleh sama jenis dan mereknya. Vaksin Sinovac, AstraZeneca, Novavac, dan Pfizer tidak digunakan untuk program Gotong Royong," kata dia Juru Bicara Vaksinasi Kemenkesdr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid., dalam dialog KCPEN yang digelar virtual, Rabu (16/6/2021).
Dalam Permenkes terbaru dijelaskan vaksin yang didapatkan dari hibah dengan merek yang sama dengan program Gotong Royong, bisa digunakan untuk vaksinasi program pemerintah.
“Seperti vaksin Sinopharm sejumlah 500 ribu dosis yang berasal dari hibah Negara Uni Emirat Arab beberapa waktu lalu. Meski vaksin Sinopharm digunakan untuk Gotong Royong, tapi karena berasal dari hibah maka vaksin tersebut dapat diperuntukan bagi vaksin program pemerintah nantinya," terang perempuan berhijab ini.
Baca juga: Terawan Kukuh Ingin Vaksin Nusantara Bisa Jalani Uji Klinik Fase III
Sementara untuk program Gotong Royong adalah vaksin merk Sinopharm dan Cansino.
Pemerintah menjamin vaksinasi COVID-19 diberikan secara gratis kepada seluruh rakyat Indonesia, baik vaksinasi program pemerintah maupun Gotong Royong.
Hanya saja sumber pembiayaan pengadaan vaksin ini berbeda, vaksin Gotong Royong bersumber dari pendanaan mandiri perusahaan yang ingin melakukan vaksinasi gratis kepada karyawannya.
"Tidak boleh ada beban pembiayaan kepada penerima vaksin atau karyawan. Tujuannya untuk memperbanyak dan mempercepat cakupan vaksinasi COVID-19 ini,” ujarnya.
Disampaikan wakil ketua umum KADIN Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani, sampai saat ini telah ada 28 ribu lebih perusahaan yang mendaftar melalui KADIN untuk ikut serta dalam program vaksinasi gotong royong.
"Arahan pemerintah saat ini adalah mengalokasikan vaksin gelombang pertama untuk sektor manufaktur di daerah Jabodetabek,” jelas Shinta.